Fakta-fakta tentang Perang Dagang AS-China
Pramesti Regita Cindy
12 May 2025 15:45

Bloomberg Technoz, Jakarta - Masa depan hubungan dagang terbesar di dunia antara Amerika Serikat (AS) dan China kini memasuki babak baru, setelah adanya pencapaian kemajuan substansial dalam pembicaraan dua hari terakhir perihal kemelut yang memanas sejak April lalu.
Dua negara ekonomi raksasa itu sepakat untuk menurunkan tingkat tarif yang dikenakan satu sama lain untuk sementara, selama 90 hari ke depan.
AS sepakat untuk memangkas tarif mereka terhadap barang-barang impor dari Tiongkok dari sebesar 145% menjadi 30%, termasuk tarif yang dikenakan pada fentanil mulai 14 Mei hingga 90 hari ke depan. Sementara itu, China juga bersedia menurunkan tarif mereka untuk barang-barang impor dari AS dari sebesar 125% menjadi 10%.
Setiap tahun, sekitar US$700 miliar (Rp1.156 triliun) barang diperdagangkan antara kedua negara. Namun, kemelut bermula dari aksi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memberlakukan bea masuk tinggi terhadap produk impor dari negara tersebut.
Dalam upaya mempertahankan sebagian hubungan tersebut, Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer memulai negosiasi dengan pejabat China yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri He Lifeng di Swiss pada 10 Mei 2025 lalu. Ini menjadi perundingan dagang pertama yang dikonfirmasi antara kedua kekuatan besar sejak tarif baru mulai diberlakukan.