Logo Bloomberg Technoz

Polri dan Imigrasi Periksa 15 WNA China yang Serang TNI

Dovana Hasiana
17 December 2025 11:40

Plt. Dirjen Imigrasi, Yuldi Yusman saat konfrensi pers di Gedung Dirjen Imigrasi, Jakarta, Selasa (16/12/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Krisrianto)
Plt. Dirjen Imigrasi, Yuldi Yusman saat konfrensi pers di Gedung Dirjen Imigrasi, Jakarta, Selasa (16/12/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Krisrianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kepolisian Resor (Polres) dan Kantor Imigrasi Ketapang menangkap dan memeriksa 15 warga negara asing asal China yang diduga melakukan penyerangan terhadap anggota Batalyon Zeni Tempur 6 Satya Digdaya atau Yonzipur 6/SD. Peristiwa terjadi pada areal Tambang Emas milik PT Sultan Rafli Mandiri (SRM).

"Saat ini sudah diamankan di kantor imigrasi ketapang," kata Plt Direktur Jenderal Imigrasi, Brigadir Jenderal (purnawirawan) Yuldi Yusman melalui pesan singkat, Rabu (17/12/2025). "Saat ini masih dilakukan pemeriksaan oleh Polres Ketapang dan Imigrasi Ketapang."

TNI Angkatan Darat mengklaim sejumlah personil Yonzipur 6/SD memang tengah menjalani latihan di area PT SRM sekitar pukul 15.40 WIB, Ahad lalu (14/12/2025). Tiba-tiba, muncul sebuah pesawat nirawak ataun drone mencurigakan yang berputar di sekitar area PT SRM.


Empat personil Yonzipur 6/SD yang melacak pengendali drone kemudian menemukan empat orang WNA. Saat akan memeriksa, 11 orang WNA China lainnya tiba-tiba muncul sambil membawa senjata seperti parang, airsoftgun, dan alat setrum.

Persoalan PT SRM dan WNA China sudah sempat terjadi sebelumnya, bahkan hingga menempuh jalur pengadilan. Hal ini merujuk pada seorang WNA asal China bernama Yu Hao yang dituduh bersama sejumlah WNA lainnya menambang emas secara ilegal di tambang SRM pada Februari-Mei 2024.