Logo Bloomberg Technoz

Perang Dagang AS-China: RI Bisa Cuan dari Nikel, Tembaga, Timah

Mis Fransiska Dewi
08 February 2025 17:00

Kepingan logam nikel dipamerkan di New York Stock Exchange (NYSE)./Bloomberg-Michael Nagle
Kepingan logam nikel dipamerkan di New York Stock Exchange (NYSE)./Bloomberg-Michael Nagle

Bloomberg Technoz, Jakarta – Indonesia berpeluang mendapatkan keuntungan dari potensi kenaikan lebih lanjut terhadap harga nikel, tembaga, dan timah; sebagai imbas dari memanasnya perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Vice President, Head of Marketing, Strategy and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengatakan ketiga mineral logam andalan Indonesia tersebut masih memiliki peluang cerah di tengah situasi perang tarif dua raksasa ekonomi global, meski prospek itu juga akan tergantung pada kebijakan pemerintah.

Untuk nikel, sebutnya, kondisi pasar sebenarnya masih akan dihantui oleh risiko oversupply dari Indonesia yang berpotensi membebani harga komoditas logam bahan baku baja nirkarat dan baterai kendaraan listrik itu.

Akan tetapi, situasi itu bisa berubah jika Indonesia jadi melancarkan rencana pengurangan produksi bijih tahun ini. Notabene, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi bijih nikel 2025 sebanyak 220 juta ton, lebih rendah dari target yang dicanangkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 240 juta ton.

“Nikel, kenaikan produksi 49% oleh Indonesia menekan harga sepanjang 2024. Jika tahun ini pemerintah melakukan pemangkasan produksi, maka potensi keseimbangan pasar dapat meningkat,” ujarnya, Sabtu (8/2/2025). 

Pekerja menumpuk tembaga batangan./Bloomberg-Dhiraj Singh