Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – Ketua Satuan Tugas (Satgas) Transisi Energi Nasional (TEN) Rachmat Kaimuddin mengatakan pemerintah masih memetakan sumbatan yang menjadi penyebab lambatnya investasi stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) maupun instalasi charger baterai kendaraan listrik di tingkat perumahan.

Menurut Rachmat, ketersediaan stasiun pengisian baterai memang menjadi salah satu isu dalam ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di dalam negeri, pada awal pengembangannya. Namun, saat ini infrastruktur SPKLU sudah jauh lebih mumpuni daripada dua tahun lalu.

“Pada awal-awal [adopsi EV di RI], dua tahun lalu, kita diskusi. Banyak orang tanya, charging station belum ada,” ujarnya di sela agenda Ecofest 2024 oleh Bloomberg Technoz, Kamis (28/11/2024).

“Gini, misalnya di setiap rumah ada SPKLU, tetapi mobilnya waktu itu ada mobil kecil, mobil besar; laku enggak? Tetapi sekarang pilihannya yang perlu diperbanyak dan harganya lebih terjangkau.”

Saat ini pilihan model EV, berikut SPKLU-nya, sudah makin bervariasi seiring dengan perkembangan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri. Demikian pula, pemain atau operator penyedia SPKLU juga makin bervariasi.

“Kalau populasi EV-nya sedikit, tidak ada yang beli, mubazir. Jadi kita perlu guide, 805 orang di rumah nge-charge. Kita perlu dorong untuk sistem listrik yang baik di rumah. Kemudian SPKLU kita at least pastikan di jalan ada. Kita buat di rest area. Kita hitung kebutuhannya berapa,” kata Rachmat.

Dia pun memastikan ketersediaan SPKLU untuk kepentingan musim libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 relatif aman.

“Nataru aman, karena populasinya [bertambah]. Kalau EV banyak, pasti mereka akan [investasi SPKLU]. Kita selalu dorong. Buat kita, sebenarnya ekosistem ini saling menguatkan dan kita lihat apa lagi yang menjadi bottleneck,” tuturnya. 

Menurut catatan PLN, selama periode 2021—2024, perseroan telah meningkatkan 5,6 kali lipat jumlah SPKLU secara anual menjadi 1.582 unit, kemudian jumlah home charging services meningkat 130 kali lipat menjadi 14.524.

Adapun, keberadaan 1.582 SPKLU ini disebut merupakan kolaborasi PLN bersama 27 mitra yang tersebar di 1.131 lokasi seluruh Indonesia. Dengan perincian, 990 SPKLU milik PLN dan 592 SKLU milik mitra.

(wdh)

No more pages