Logo Bloomberg Technoz

Alarm Perlambatan Kredit Bank, Bunga Acuan Perlu Digunting?

Ruisa Khoiriyah
28 April 2023 14:45

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan (RDG) Bulan April 2023. (Tangkapan layar Youtube BI)
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan (RDG) Bulan April 2023. (Tangkapan layar Youtube BI)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Peredaran uang di Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan pada Maret 2023 menunjukkan dampak pengetatan moneter oleh bank sentral dengan kenaikan bunga acuan 225 bps selama Agustus 2022 hingga Januari lalu. Penyaluran kredit perbankan pada Maret 2023 tercatat melambat 9,8% dibanding bulan sebelumnya yang masih tumbuh 10,4%.

Perlambatan penyaluran kredit perbankan memperlihatkan dampak kenaikan bunga acuan, yang diyakini sudah menyentuh puncak di 5,75%, telah menaikkan bunga pinjaman dan menahan permintaan kredit untuk berbagai jenis penggunaan. 

Bank Indonesia (BI) melaporkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2023 tumbuh 6,2% year-on-year, melambat dibanding capaian bulan sebelumnya dengan pertumbuhan 7,8% secara tahunan. 

Pertumbuhan uang beredar pada Maret itu setara dengan Rp8.293,6 triliun. BI menyebut, perkembangan itu terutama disebabkan oleh pertumbuhan komponen Uang Beredar Sempit (M1) yang tumbuh 4,8%, melambat juga dibanding pertumbuhan 6,6% secara tahunan. 

Dana masyarakat dalam produk giro perbankan mencatat perlambatan pertumbuhan signifikan dengan catatan tumbuh cuma 7,8% dari sebesar 13,6% pada Februari.