Logo Bloomberg Technoz

Jurus Perry Warjiyo Naikkan BI Rate Belum Ampuh Kuatkan Rupiah

Tim Riset Bloomberg Technoz
25 April 2024 14:15

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. (Betty Laura Zapata/Bloomberg)
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. (Betty Laura Zapata/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Keputusan Bank Indonesia mengerek bunga acuan ke level 6,25%, tertinggi sejak benchmark diperkenalkan pada 2016 lalu, demi membantu penguatan rupiah, sejauh ini terlihat belum membuahkan hasil.

Nilai tukar rupiah sampai siang hari ini masih melemah di kisaran Rp16.214/US$, turun 0,36% dibanding level penutupan kemarin. Pelemahan rupiah menjadi yang terdalam setelah peso dan won. Mayoritas mata uang Asia memang masih tertekan hari ini terbebani langkah tactical selling para investor global mengantisipasi data pertumbuhan ekonomi Amerika nanti malam.

Pelemahan rupiah terutama juga karena tekanan jual di pasar global itu menjalar ke pasar domestik. Pasar surat utang RI masih melanjutkan reaksi terhadap kenaikan BI rate dengan menjual surat utang jangka menengah dan panjang. 

Imbal hasil SBN 5Y sempat melambung hingga 6 bps ke 7,10%, tertinggi sejak Oktober meski setelah itu sedikit landai ke 7,048%. Tenor pendek 1Y naik 2,2 bps ke 6,937%. Sedangkan tenor 10Y naik 1,1 bps ke 7,055%. Tekanan jual juga melanda pasar saham di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kehilangan 17,29 poin ke 7.157 pada sesi pertama hari ini.

Masih besarnya tekanan pada rupiah memperlihatkan langkah BI mengerek bunga acuan kemarin kurang ampuh dan lebih ditujukan untuk mengelola ekspektasi pasar. Biang masalahnya sulit 'diobati' karena berada di luar jangkauan bank sentral, yakni perekonomian Amerika Serikat.