Logo Bloomberg Technoz

Data Inflasi AS Tinggi, Mungkinkah Bunga The Fed Turun Mei?

Ruisa Khoiriyah
15 March 2024 08:40

Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell saat sidang Senat di Washington, DC, AS, Kamis, (7/4/2024). (Al Drago/Bloomberg)
Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell saat sidang Senat di Washington, DC, AS, Kamis, (7/4/2024). (Al Drago/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Dua data inflasi penting Amerika Serikat (AS), yaitu inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) dan inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) sudah dirilis pekan ini dan angkanya membuat sentimen pasar global berbalik bearish setelah berusaha mempertahankan optimisme pasca pernyataan Jerome Powell, Gubernur Federal Reserve, yang agak dovish sebelumnya.

Pelaku pasar bahkan sempat khawatir data inflasi yang masih tinggi memupus habis peluang penurunan bunga The Fed tahun ini. Potensi gagalnya pivot bunga mulai masuk kalkulasi para pengelola dana global. 

Namun, meskipun data inflasi PPI semalam membuat pasar dilanda aksi jual karena mencetak lonjakan terbesar dalam enam bulan terakhir, peluang penurunan bunga The Fed pada Juni diperkirakan masih terbuka. Prediksi ekonom Bloomberg Economics bahkan lebih optimistis, bunga The Fed bisa mulai dipangkas pada Mei nanti.

Dengan data inflasi CPI dan PPI sudah keluar, ekonom Bloomberg Economics Anna Wong dan Estelle Wu memperkirakan bahwa deflator PCE inti (Personal Consumption Expenditure), indikator inflasi pilihan The Fed, dan supercore PCE, angkanya akan moderat untuk Februari.

Perkiraan angka untuk Februari sejalan dengan perkiraan Bloomberg Economics sejak awal tahun dan menyiratkan inflasi PCE inti 12 bulan kemungkinan besar di angka 2,7% pada Maret nanti.