Logo Bloomberg Technoz

Eropa dan Amerika Sibuk Naikkan Bunga, Indonesia Sudah Kalem

Ruisa Khoiriyah
17 March 2023 11:34

Bendera Uni Eropa (Sumber: Bloomberg)
Bendera Uni Eropa (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank-bank sentral di kawasan negara maju masih harus berjibaku menjinakkan inflasi yang belum jua landai. Melanjutkan kebijakan bunga acuan tinggi menjadi satu-satunya pilihan walau di perjalanan telah jatuh “korban” pengetatan moneter yang menghadapi kerugian investasi surat utang dan akhirnya mencederai permodalan seperti yang terlihat dalam kasus tiga bank di Amerika dan bank besar di Eropa, Credit Suisse. 

Sementara negara-negara berkembang memiliki pilihan lebih leluasa menyusul inflasi yang jinak lebih cepat sehingga dapat memfokuskan kebijakan mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Langkah European Central Bank (ECB) mengerek bunga acuan 50 bps ke posisi 3,5% memberi gambaran kerja keras mengendalikan inflasi di kawasan itu bukanlah perkara yang gampang. 

“Proyeksi inflasi akan tetap tinggi dalam waktu yang lama," tulis ECB dalam rilis pers pengumuman bunga acuan, Kamis (16/3/2023).

Inflasi Zona Euro belum ada tanda-tanda jinak walau bunga sudah dinaikkan sejak tahun lalu (Bloomberg Economics)

Kendati sudah menerapkan kebijakan pengetatan moneter sejak tahun lalu, inflasi di Benua Biru itu tidak juga takluk. Pada Februari, inflasi inti malah naik ke 5,6% dari posisi 5,3% pada bulan sebelumnya.