Logo Bloomberg Technoz

Sinyal Hawkish The Fed, Rupiah akan Tertekan Jelang Data Inflasi

Tim Riset Bloomberg Technoz
13 February 2024 07:30

Ilustrasi uang Rupiah. (Photo By wirestock via Envato)
Ilustrasi uang Rupiah. (Photo By wirestock via Envato)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Selasa (13/1/2024), sehari sebelum gelar Pemilu dan Pilpres digelar dan di tengah penantian data inflasi AS yang akan dirilis nanti malam, kemungkinan akan terbatas dengan kecenderungan melemah.

Setelah berhasil menguat kemarin, rupiah berpotensi melemah di tengah indeks dolar AS yang kembali bangkit menyusul pernyataan yang terdengar agak hawkish dari pejabat Federal Reserve. Posisi pelaku pasar yang akan cenderung menahan diri jelang pengumuman data inflasi AS nanti malam dan gelar Pemilu esok. 

Beberapa pejabat The Fed menyatakan, mereka membutuhkan lebih banyak konfirmasi bahwa laju disinflasi, yang tak diduga berlangsung cepat tahun lalu, terjadi di banyak sektor termasuk di sektor jasa. Kepastian bahwa disinflasi berlangsung luas di banyak sektor menjadi batasan baru bank sentral sebelum akhirnya berani memulai penurunan bunga. 

Thomas Barkin, Gubernur The Fed Richmond, dan Gubernur The Fed Boston Susan Collins, mengindikasikan bahwa mereka tidak hanya ingin disinflasi berkelanjutan. Namun, mereka juga ingin memastikan disinflasi berlangsung meluas seperti di sektor perumahan dan jasa. Pernyataan ini bernada hawkish bagi pasar dan membuat optimisme pivot bunga menjadi sedikit kempis.

Yield atau tingkat imbal hasil Treasury, surat utang AS, melanjutkan kenaikan dengan tenor 10 tahun kini berada di 4,17% dan indeks dolar AS ditutup menguat tipis 0,06% ke 104,17.