Logo Bloomberg Technoz

Bentrokan Penundaan Pilpres Senegal Berujung Maut, 3 Orang Tewas

Redaksi
12 February 2024 12:20

Bentrokan pedemo dan polisi saat demo memprotes standar keselamatan transportasi di Athena, Yunani, Kamis (16/3/2023). (Nick Paleologos/Bloomberg)
Bentrokan pedemo dan polisi saat demo memprotes standar keselamatan transportasi di Athena, Yunani, Kamis (16/3/2023). (Nick Paleologos/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Jumlah korban tewas di tengah-tengah protes di Senegal atas penundaan pemilihan presiden hingga Desember telah meningkat menjadi tiga orang, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa salah satu negara demokrasi yang tersisa di Afrika Barat yang dilanda kudeta sedang terancam.

Melansir Reuters, Senin (12/2/2024), pengumuman penundaan tersebut hanya tiga minggu sebelum pemungutan suara yang direncanakan pada 25 Februari memicu bentrokan kekerasan pada Jumat antara para pengunjuk rasa dan polisi di Dakar dan beberapa kota lainnya, dalam gelombang kerusuhan yang dikhawatirkan banyak pihak akan meluas menjadi ketidakstabilan yang berlarut-larut.

Presiden Macky Sall mengatakan penundaan ini diperlukan karena perselisihan Pemilu mengancam kredibilitas jajak pendapat. Namun, beberapa anggota parlemen oposisi mengecam langkah tersebut sebagai "kudeta institusional."

Ketika protes publik meningkat, blok regional Afrika Barat ECOWAS dan kekuatan-kekuatan asing telah mendesak Sall untuk mengembalikan negara itu ke pijakan Pemilu reguler.

Kematian seorang pemuda di tengah-tengah protes yang dilaporkan terjadi di kota selatan Zinguinchor pada Sabtu malam menambah jumlah korban tewas sejak Jumat menjadi tiga orang, menurut Cartogra Free Senegal (CFS), sebuah platform masyarakat sipil yang melacak korban.