Logo Bloomberg Technoz

BI Tegaskan Belum Perlu Kenaikan Bunga Acuan Lagi

Krizia Putri Kinanti
28 February 2023 15:05

Bank Indonesia meluncurkan kebijakan term deposit valas mulai 1 Maret untuk mendukung penguatan dan stabilitas nilai tukar rupiah (Bloomberg)
Bank Indonesia meluncurkan kebijakan term deposit valas mulai 1 Maret untuk mendukung penguatan dan stabilitas nilai tukar rupiah (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menilai belum perlu menempuh kebijakan kenaikan bunga lagi kendati saat ini kurs rupiah menghadapi dolar Amerika tengah tertekan oleh sentimen eksternal. Pasalnya, inflasi domestik saat ini masih berada di jalur untuk kembali ke kisaran target bank sentral yaitu 2%-4%. 

Nilai tukar rupiah menghadapi dolar AS sudah terlempar dari posisi tertinggi tahun ini di level Rp 14.880 per dolar AS pada 2 Februari lalu dan terus melemah hingga kini bertahan di kisaran Rp 15.243. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, mengungkap, bank sentral akan mempertahankan perbedaan imbal hasil yang menarik antara obligasi pemerintah AS dengan obligasi rupiah agar investor asing tetap tertarik masuk ke pasar domestik.

Perry menampik pelemahan rupiah saat ini adalah akibat langkah BI yang percaya diri menahan bunga acuan di tengah gelombang bunga tinggi oleh bank sentral di seluruh dunia.

"Investasi portofolio ke Indonesia melihat perbedaan yield di dalam dan luar negeri. Jadi mari kita lihat yield differential itu masih menarik. Kami dan Menteri Keuangan menjaga yield differentiation. Dampak nilai tukar bukan karena policy rate," jelasnya.

Yield Surat Utang Negara (SUN) masih terus melejit, terakhir berada di posisi 6,878% pada pukul 14:29 WIB. Adapun yield US Treasury tenor 10 tahun berada di posisi 3,92% pada Senin malam waktu AS, sudah melandai dibanding sebelumnya yang sempat melejit ke 3,95%.