Logo Bloomberg Technoz

Dolar AS Kian Perkasa, Rupiah Hari Ini Bisa Terlempar Makin Lemah

Ruisa Khoiriyah
26 October 2023 07:30

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah menghadapi dolar Amerika Serikat (AS) hari ini diperkirakan akan melanjutkan pelemahan. Sentimen eksternal masih menjadi beban berat bagi mata uang lawan the greenback ditambah belum ada katalis domestik yang bisa cukup kuat mengangkat rupiah.

Indeks dolar AS masih terus meroket karena perburuan para pemodal terhadap aset safe haven masih terus berlangsung seiring konflik Gaza yang masih panas.

Pada saat yang sama, gejolak pasar surat utang AS, Treasury, kembali memanas dengan yield 10 tahun kembali menembus level tinggi di 4,95%. Bahkan di pasar derivatif, tingkat imbal hasil UST-10 tahun bergerak cepat ke 5,75%, mengindikasikan para trader perkiraan level yield dalam 5-10 tahun mendatang. Yield UST yang terus melejit telah melempar yen Jepang ke level terlemah sejak Agustus 1990. 

Di pasar spot kemarin nilai tukar rupiah ditutup melemah di Rp15.870/US$, sementara kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga melemah di Rp15.871/US$. Pantauan pagi ini di pasar Non-Deliverable Forward (NDF), rupiah bergerak semakin melemah di kisaran Rp15.900-an. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, pelemahan rupiah yang berlangsung beberapa waktu terakhir ini hingga mendekati Rp16.000/US$, masih cukup terkendali dengan pelemahan 0,7% year-to-date, masih lebih baik dibandingkan pelemahan mata uang negara lain yang lebih dalam. "Penyebab [pelemahan] bukan rupiahnya akan tetapi dolar AS yang menguat, DXY [indeks dolar AS] naik 2,7% ini menggambarkan dolar menguat dan banyak mata uang [lawan dolar AS] melemah," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita September kemarin (25/10/2023).