Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Anjlok, Investor 'Paksa' BI Naikkan Bunga Acuan

Ruisa Khoiriyah
19 October 2023 12:15

Ilustrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ujian independensi Bank Indonesia dalam menentukan kebijakan moneter siang ini akan mendapat ujian berat dengan nilai rupiah yang terus tertekan hingga menembus level psikologis melampaui Rp15.800/US$ hari ini.

Pelaku pasar keuangan terutama di pasar valas dan surat utang, terlihat berupaya memaksa Bank Indonesia untuk menaikkan bunga acuan BI7DRR.

 "Pelemahan yield surat utang RI dan rupiah yang semakin turun mencerminkan tindakan permusuhan dari pelaku pasar valas dan obligasi yang berupaya memaksa BI menaikkan bunga acuan. Sudah terlalu lama BI melawan arus pengetatan global yang tidak menaikkan bunga di tengah kebijakan 'higher for longer' global sehingga kian menyempitkan selisih imbal hasil investasi," kata Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas dalam catatannya jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (19/10/2023).

Selisih imbal hasil surat utang Indonesia dan Amerika kini menyentuh level terendah di 188 bps saja akibat yield obligasi pemerintah Negeri Paman Sam sudah di kisaran 4,96%, sementara Indonesia ada di 6,82% sampai siang ini.

Analis menilai, selama ini BI kerapkali menyebut inflasi sebagai dasar kebijakan bunga acuan meski pada kenyataannya policy rate diarahkan lebih banyak untuk menjaga stabilitas nilai tukar.