Bank Indonesia (BI) juga menuturkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam negeri tahun ini lebih mengarah ke batas atas proyeksi pada rentang 4,5-5,3%. Bersamaan dengan proyeksi tersebut, BI meyakini nilai tukar rupiah akan bergerak menguat dengan lima faktor yang akan mendukung apresiasi rupiah.
Pertama adalah fundamental rupiah yang kuat, dengan pertumbuhan ekonomi yang solid. Kedua, inflasi yang rendah. Ketiga, tingkat keuntungan SBN (Surat Berharga Negara) yang menarik. Keempat adalah BI terus melakukan upaya stabilisasi rupiah. Dan kelima, ketidakpastian di pasar keuangan global yang mulai mereda.
Analisis Teknikal
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berdasarkan data Jumat (17/2/2023) dengan menggunakan indikator Moving Average (MA) untuk menentukan area level resistance, dan area level support.
Berdasarkan indikator MA, pergerakan rupiah saat ini tengah mendekati area MA-5. Terdapat level yang sangat menarik dicermati pada trendline (garis putih) pada level Rp 15.050/US$. Sekaligus level ini menjadi level krusial, apabila berhasil breakout, maka rupiah ada potensi menuju Rp 14.880/US$ atau penguatan terbaik akan menuju area MA-400 pada Rp 14.730/US$.
Sebagai gambaran, MA merupakan indikator harga rata-rata dalam rentang waktu tertentu, yang kemudian dihubungkan ke dalam bentuk garis.
Melihat berbagai sentimen yang ada, dan indikator teknikal, prospek penguatan rupiah sebenarnya masih sangat potensial dalam tren jangka pendek.
Namun rupiah harus melewati level psikologis pada Rp 15.050/US$ terlebih dahulu untuk mengkonfirmasi tren penguatan sejalan dengan sentimen dan optimisme pasar, sedangkan level resistance rupiah ada pada MA-60 Rp 15.377/US$.
(fad/aji)