Logo Bloomberg Technoz

RI Bakal Jadi Raja Kobalt Dunia, tetapi Waspada Intervensi China

Wike Dita Herlinda
25 August 2023 16:20

Pabrik pegolahan kobalt. (Dok: Bloomberg)
Pabrik pegolahan kobalt. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Produksi kobalt Indonesia diproyeksi meroket pada 2023, seiring dengan ambisi negara untuk bertransformasi sebagai pusat manufaktur kendaraan elektrik atau electric vehicle (EV) regional. Namun, dominasi China dalam sektor pertambangan mineral bakal menjadi tantangan bagi pasar kobalt RI dalam jangka menengah.

Para periset BMI –lembaga riset Fitch Solutions, bagian dari Fitch Ratings– memperkirakan produksi kobalt Indonesia melonjak 50% secara year on year (yoy) pada tahun ini menjadi sekitar 14,3 kiloton (kt).

“Pertumbuhan produksi rata–rata akan mencapai 22% secara anual hingga 2032. Pada tahun tersebut, produksi kobalt di Indonesia diperkirakan mencapai 63 kt, mengimbangi pasokan dari Kongo,” papar BMI dalam riset yang dilansir Jumat (25/8/2023).

Adapun, pasar kobalt di Indonesia akan terus didominasi dan dipengaruhi oleh perusahaan China. Selain itu, tingginya tingkat ketidakpastian dan kebijakan nasionalis di sektor sumber daya alam di dalam negeri ditengarai menjadi tantangan dalam pertambangan kobalt.

Sampel kobalt sebagai bahan baku baterai. (Dok. Bloomberg)

Menurut laporan terbaru dari Cobalt Institute, pada 2023, Indonesia telah melampaui Australia dan Filipina sebagai produsen kobalt terbesar kedua secara global setelah Kongo. Produksi kobalt RI mencakup 5% dari pasar kobalt global pada tahun lalu dengan capaian sebanyak 9.500 ton.