Selanjutnya, terdapat 15 unit SPKLU Mobile, yaitu unit pengisian daya EV yang tidak dipasang secara permanen di satu lokasi dan bisa dipindahkan sesuai kebutuhan.
Darmawan menyebut, SPKLU Mobile tersebut disiagakan di jalur mudik strategis untuk membantu kendaraan listrik yang kehabisan daya di perjalanan.
“Dengan demikian, PLN tidak hanya meningkatkan kenyamanan perjalanan, tetapi juga memperkuat kesiapan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan kendaraan listrik secara berkelanjutan,” kata Darmawan.
Selain itu, kata dia, ribuan SPKLU yang disiagakan dilengkapi dengan layanan pengisian Ultra Fast Charging, Fast Charging, Medium Charging, dan Standard Charging.
Dia menambahkan, PLN juga menghadirkan layanan digital melalui menu khusus Electric Vehicle (EV) di aplikasi PLN Mobile yang dilengkapi berbagai fitur.
Sebelumnya, Direktur Retail dan Niaga PLN Adi Priyanto mengungkapkan PLN menyiagakan 1.515 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) pada periode Nataru 2025–2026, tumbuh tiga kali lipat dari momentum yang sama tahun lalu sebanyak 500 unit.
Adi menjelaskan kendaraan listrik di Indonesia juga tumbuh signifikan. Pada tahun lalu, jumlahnya baru sekitar 65.000 kendaraan dan saat ini sudah melonjak tinggi.
Dia memprediksi jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan listrik pada periode Nataru akan mencapai 26.000 pemudik, lebih tinggi dari tahun lalu yang mencapai 12.183 pemudik.
“Nataru tahun ini kita menambah 3 kali lipat jumlah SPKLU-nya di seluruh jalan tol. Itu yang tahun lalu 500 jumlahnya SPKLU, sekarang kita tambah lagi menjadi 1.500 lebih 1.515 tepatnya,” kata Adi di kantor BPH Migas, dikutip Selasa (16/12/2025).
Adi menjelaskan penambahan SPKLU dilakukan di seluruh ruas tol utama, baik di jalur Sumatra, Jawa, hingga Probolinggo.
Dengan penambahan tersebut, kata Adi, setiap rest area kini telah dilengkapi SPKLU sehingga pemudik yang menggunakan kendaraan listrik dapat mudik dengan lancar.
(azr/naw)

































