Logo Bloomberg Technoz

Tercatat hanya ada penguatan 247 saham, dan sebanyak–banyaknya 403 saham terjadi pelemahan. Sisanya 152 saham stagnan.

Saham–saham barang baku dan saham energi big caps menjadi pemberat IHSG pada perdagangan hari ini, pelemahan saham BRMS, saham NIKL hingga saham BUMI. Adapun saham barang baku, saham energi, dan saham transportasi melemah paling dalam, dengan masing–masing minus 1,58%, 1,14% dan 1%.

Saham–saham Big Caps jadi pemberat IHSG hingga menempati jajaran Top Losers.

  1. Barito Pacific (BRPT) mengurangi 8,93 poin
  2. Bumi Resources Minerals (BRMS) mengurangi 8,51 poin
  3. DCI Indonesia (DCII) mengurangi 6,55 poin
  4. Amman Mineral Internasional (AMMN) mengurangi 4,76 poin
  5. Bumi Resources (BUMI) mengurangi 4,51 poin
  6. Barito Renewables Energy (BREN) mengurangi 4,1 poin
  7. Dian Swastatika Sentosa (DSSA) mengurangi 3,76 poin
  8. Vktr Teknologi Mobilitas (VKTR) mengurangi 3,37 poin
  9. IndoKripto Koin Semesta (COIN) mengurangi 3,25 poin
  10. Bayan Resources (BYAN) mengurangi 2,9 poin

Sejumlah saham barang baku lainnya juga menjadi pendorong pelemahan IHSG ialah, saham PT Asiaplast Industries Tbk (APLI) yang turun 5,42%, saham PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) ambles 5,41%, dan juga saham PT SinergiMulti Lestarindo Tbk (SMLE) melemah 5,29%.

Senada, saham–saham energi juga melemah, saham PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) drop 11,57%, saham PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) melemah 6,74%. Saham PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk (MKAP) terpeleset 5,98% hingga menjadi pemberat IHSG.

Kinerja bursa saham Asia hari ini bervariasi. Indeks Shanghai naik 0,53%, CSI 300 China menguat 0,29%, Hang Seng Hong Kong bertambah 0,17%, dan FTSE Malaysia KLCI terapresiasi 0,1%. Sementara itu, TOPIX ambles 0,46%, Kospi melemah 0,21%, NIKKEI 225 turun 0,14%, dan Strait Times Singapore merah 0,06%.

Menyitir riset Phillip Sekuritas Indonesia, indeks saham di Asia sore ini Rabu ditutup beragam (mixed) dengan volume perdagangan yang sepi karena investor mengambil sikap wait and see menjelang Libur Natal.

Dari AS, perhitungan pertama data pertumbuhan ekonomi selama kuartal III-2025 menunjukkan Negeri Paman Sam lebih solid dari yang diprediksi, didorong oleh belanja konsumen yang solid.

“Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 4,3%, lebih cepat dari ekspansi 3,8% pada kuartal sebelumnya dan ekspektasi pasar di 3,3%,” sebut riset Phillip Sekuritas.

Namun, inflasi masih lebih tinggi dari yang diinginkan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Personal Expenditure Consumption (PCE) Prices, indikator favorit Federal Reserve untuk mengukur Inflasi, naik 2,8% pada kuartal III–2025, sebuah akselerasi dari 2,1% pada kuartal sebelumnya.

“Dengan demikian, investor berspekulasi bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve) akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan di bulan Januari mendatang.”

Apalagi, lanjut analisis Phillip, data terbaru menunjukkan kepercayaan yang goyah di kalangan konsumen karena khawatir akan harga yang tinggi. Pasar Tenaga Kerja AS juga telah melambat dan Penjualan Eceran mulai melemah.

(fad/aji)

No more pages