"Kita jadikan TORA, sehingga bapak ibu, punya sertifikat yang akan dipastikan pemberiannya oleh Wamen ATR/BPN [Ossy Dermawan]," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Raja Juli juga melakukan penumbangan pohon sawit secara simbolis sebagai tanda dimulainya pemulihan kawasan. Kegiatan ini dilanjutkan dengan penanaman bibit pohon Kulim sebagai bagian dari restorasi ekosistem Taman Nasional Tesso Nilo.
"Kalau secara simbolik ada pemusnahan sawit, bukan berarti ada permusuhan pada masyarakat, tetapi kita kembalikan Taman Nasional pada fungsinya sebagai Taman Nasional konservasi ," ujarnya
Selanjutnya, Kementerian Kehutanan juga mengalokasikan sekitar 74.000 bibit pohon untuk seluruh kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. Ini terdiri dari bibit pohon Mahoni 30.000 batang, bibit pohon Trembesi 15.000 batang, bibit pohon Sengon 15.000 batang, bibit pohon Jengkol 9.000 batang, dan bibit pohon Kaliandra 5.000 batang.
"Ini bukan hari tanda permusuhan karena bapak ibu sekalian digusur dari Taman Nasional, tetapi hari bahagia karena dengan cara damai, persuasif, dialog bersama bapak ibu sudah memiliki kepastian hukum untuk mengelola kebun sawit baru di luar Taman Nasional Tesso Nilo. Saat ini masih dalam bentuk SK Hutan Kemasyarakatan karena awalnya relokasi PBPH HTI, supaya prosesnya cepat saya pakai Hkm," ujarnya.
(dov/frg)






























