Lebih lanjut, Laode menjelaskan penurunan ICP November ini disebabkan oleh kekhawatiran kelebihan pasokan minyak mentah dunia, antara lain adanya kesepakatan OPEC+ yang merencanakan peningkatan pasokan Desember 2025 sebesar 137.000 barel per hari.
Berdasarkan laporan OPEC November 2025, produksi minyak mentah Non-OPEC+ diperkirakan akan meningkat sekitar 900 ribu barel per hari pada tahun 2025 menjadi rata-rata 54,1 Juta barel per hari.
Pertumbuhan produksi diperkirakan berasal dari Brasil, Kanada, AS, dan Argentina. Produksi minyak mentah OPEC+ pada bulan Oktober 2025 rata-rata sebesar 43,02 juta barel per hari.
International Energy Agency (IEA) melaporkan pada publikasi bulan November 2025, bahwa persediaan minyak global melonjak sebesar 77,7 juta barel atau 2,6 juta barel per hari (dari publikasi bulan sebelumnya sebesar 7.909 juta barel), mencapai level tertinggi sejak Juli 2021.
Pasokan minyak dunia diproyeksikan meningkat sebesar 3,1 juta barel per hari pada tahun 2025 dengan rata-rata tahunan sebesar 106,3 juta barel per hari.
“Faktor lain tersebut yang memengaruhi penurunan ICP adalah potensi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina yang dipandang dapat meringankan sanksi terhadap Rusia dan meningkatkan pasokan minyak mentah, serta turut menurunkan harga minyak mentah dunia,” tutup Laode.
Selain faktor-faktor tersebut, perubahan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh faktor penurunan harga.
Arab Saudi menurunkan harga minyak mentahnya bagi pembeli Asia pada Desember 2025 rata-rata sebesar US$1,20 sampai US$1,40 per barel, sehubungan dengan terpenuhinya kebutuhan pasar seiring peningkatan produksi OPEC+.
Adapun, perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada November 2025 dibandingkan Oktober 2025 mengalami penurunan sebagai berikut:
1. Dated Brent turun sebesar USD1,10/bbl dari USD64,75/bbl menjadi USD63,65/bbl.
2. WTI (Nymex) turun sebesar USD0,59/bbl dari USD60,07/bbl menjadi USD59,48/bbl.
3. Brent (ICE) turun sebesar USD0,29/bbl dari USD63,95/bbl menjadi USD63,66/bbl.
4. Basket OPEC turun sebesar USD0,67/bbl dari USD65,14/bbl menjadi USD64,47/bbl.
5. Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar USD0,80/bbl dari USD63,62/bbl menjadi USD62,83/bbl.
(naw)































