Selain itu, proyeksi IHSG Mirae Asset juga mempertimbangkan peluang berlanjutnya kebijakan moneter longgar, khususnya dari bank sentral Amerika Serikat atau The Fed.
“Fed Fund Rate diperkirakan masih dapat diturunkan setidaknya dua kali pada 2026, yang membuka ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuannya,” ujar Rully beberapa waktu lalu.
Dari sisi sektor, peningkatan kinerja kredit yang diproyeksikan tumbuh hingga 10% pada 2026 turut menjadi faktor pendukung, meskipun fluktuasi nilai tukar rupiah tetap menjadi tantangan yang dicermati.
Sementara itu, JP Morgan memproyeksikan IHSG memiliki peluang mencapai level 10.000 pada 2026. Dalam risetnya, tim analis JP Morgan menetapkan target dasar IHSG di level 9.100. Proyeksi tersebut menggunakan asumsi pertumbuhan laba sebesar 8% dengan valuasi 15 kali earnings multiple. Selain skenario dasar, JP Morgan juga menyusun skenario optimistis di level 10.000 serta skenario negatif di level 7.800.
JP Morgan menilai kebijakan moneter berpotensi tetap akomodatif pada 2026, dengan estimasi penurunan BI Rate sebesar 50 basis poin. Proyeksi tersebut juga mempertimbangkan kondisi likuiditas sektor keuangan dan defisit transaksi berjalan yang diperkirakan tetap terjaga di bawah 1% terhadap produk domestik bruto.
Namun demikian, JP Morgan mencatat volatilitas nilai tukar rupiah sebagai salah satu risiko yang dapat memengaruhi sentimen bisnis dan arus modal. Dalam riset yang sama, JP Morgan menyatakan posisi overweight pada sektor Materials, Consumer Staples, Consumer Discretionary, Industrials, dan Real Estate, serta bersikap netral pada sektor Financials, Communication Services, dan Healthcare.
Adapun Mandiri Sekuritas memproyeksikan IHSG berada di level 9.050 pada akhir 2026. Perusahaan sekuritas ini juga menetapkan skenario optimistis (bull) di level 9.350 dan skenario pesimistis (bear) di level 7.670. Head of Equity Analyst and Strategy Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer, menyampaikan bahwa sejumlah sektor yang dapat dicermati investor antara lain keuangan, emas dan tembaga, alat berat, ritel, konsumer, kesehatan, dan teknologi.
Adrian juga menyebut saham-saham berkapitalisasi besar, khususnya yang tergabung dalam IDX30, masih memiliki valuasi yang relatif tertinggal. Proyeksi Mandiri Sekuritas didukung oleh asumsi pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan meningkat menjadi 5,2% pada 2026, dari sekitar 5% pada 2025, dengan dorongan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif.
Chief Economist Mandiri Sekuritas, Rangga Cipta, menyampaikan bahwa defisit fiskal diperkirakan berada di kisaran 2,8% terhadap PDB. Dari sisi nilai tukar, rupiah rata-rata diproyeksikan berada di level 16.800 pada 2026, sementara inflasi rata-rata diperkirakan mencapai 2,8% secara tahunan.
Mandiri Sekuritas juga memperkirakan BI Rate terminal berada di level 4,25%, yang mencerminkan dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) pada kuartal I dan kuartal IV tahun depan . Sebagai catatan, Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui RTI, IHSG menguat 0,46% atau 40,0 poin ke level 8.660,49 pada penutupan akhir pekan, Jumat (12/12/2025).




























