Logo Bloomberg Technoz

Dengan estimasi stok beras nasional sampai akhir 2025 masih berada di 12,5 juta ton, sementara kebutuhan konsumsi bulanan 2,599 juta ton, maka stok beras nantinya dapat mencukupi hingga hampir 5 bulan lamanya. Stok akhir tahun jagung pun diestimasikan dapat memenuhi hingga 3,5 bulan kebutuhan konsumsi di tahun 2026 mendatang.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bapanas yang juga Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan kuatnya stok beras nasional menjadi fondasi utama stabilitas pangan jelang Nataru maupun dalam kondisi darurat bencana.

"Dengan stok pangan nasional yang kuat, pemerintah memiliki ruang yang sangat cukup untuk menjaga stabilitas pangan dan memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya beras baik untuk konsumsi reguler maupun bantuan bencana," ujar Amran.

Pemerintah melalui penugasan Bapanas ke Perum Bulog menggelontorkan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Pertama, pemerintah telah menyiapkan program bantuan pangan berupa 34 ribu ton beras dan 6,8 juta liter (6.312 ton) minyak goreng untuk 3 provinsi terdampak. 

Perinciannya yakni Aceh 10.614 ton beras dan 1.954 ton minyak goreng. Sumatra Utara (Sumut) 16.894 ton beras dan 3.108 ton minyak goreng dan Sumatra Barat (Sumbar) 6.795 ton beras dan 1.250 ton minyak goreng.

Kemudian, Bapanas juga telah menerbitkan surat penugasan kepada Perum Bulog untuk menyalurkan CBP untuk bencana alam. Secara keseluruhan, Bulog ditugaskan menyalurkan total 5,33 ribu ton dengan sasaran 1.567.279 jiwa. Rincian penyaluran CBP untuk bencana alam antara lain Aceh 2,44 ribu ton dengan total 696.514 jiwa. Lalu Sumut 2,42 ribu ton dengan 687.889 jiwa dan Sumbar 471,8 ton dengan 182.876 jiwa.

"Kemudian kaitan dengan stabilisasi pasokan dan harga untuk 11 komoditas bahan pokok penting ini, terus kami kawal beserta Satgas dari Polri dan Alhamdulillah sampai saat ini harganya relatif stabil," tutur Sarwo.

Terkait itu, dalam laporan Indeks Perkembangan Harga (IPH) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), hanya minyak goreng yang dilaporkan memiliki level harga yang tinggi. Sementara persentase IPH yang tinggi hanya cabai rawit. Beras, gula, bawang putih, dan telur ayam ras termasuk level harga sedang dengan persentase IPH yang rendah.

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno menyampaikan saat ini pemerintah tidak hanya menyiapkan Nataru, tapi juga memberikan dukungan ekstra bagi pemerintah daerah yang terdampak bencana. Pratikno juga meminta momen Nataru ini juga disertai antisipasi kemungkinan adanya bencana baru.

"Yang tahun ini [Nataru] agak lebih berat adalah bencana. [Perlu] antisipasi bencana, karena berdasarkan pantauan BMKG masih akan hidrometeorologi basah dalam beberapa waktu ke depan. Jadi antisipasi terhadap risiko bencana baru, tapi juga memberikan pelayanan rakyat," papar Pratikno saat membuka Rapat Koordinasi Persiapan Libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

"Jadi Bapak-Ibu sekalian mohon mengajak pemerintah daerah, berkoordinasi dengan pemerintah daerah, memberikan bantuan kepada pemerintah daerah. Nataru kali ini bukan hanya yang standar yang biasa kita lakukan, tapi Nataru kali ini juga bagaimana untuk memberikan dukungan ekstra kepada wilayah-wilayah terdampak bencana," ucap dia. 

(ain)

No more pages