Logo Bloomberg Technoz

Dari pasar global, ketidakpastian masih membayangi pergerakan rupiah dan mata uang Asia. Ekonomi China yang belum pulih sepenuhnya dengan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur masih berada di bawah 50, menandakan aktivitas industri yang melemah. 

Begitu juga dengan harga energi global masih fluktuatif di tengah tensi geopolitik. Sementara itu, prospek ekonomi Eropa dan Jepang belum memberikan sinyal pemulihan kuat. Semua variabel ini dapat kembali mengangkat permintaan terhadap dolar sewaktu-waktu, terutama jika investor membutuhkan instrumen lindung nilai.

Di tengah kondisi eksternal dan domestik ini, penguatan rupiah mungkin bersifat sementara. Ketahanan rupiah akan sangat bergantung pada bagaimana pemerintah memperkuat fundamental ekonomi, menambah cadangan devisa, menjaga inflasi tetap jinak, serta memastikan investasi asing tetap stabil meski suku bunga global berubah.

 

(riset/aji)

No more pages