PEPC JTB Perkuat Aksi Hijau lewat Penanaman Pohon Endemik

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sebagai bentuk nyata komitmen berkelanjutan terhadap pelestarian lingkungan, Pertamina EP Cepu (PEPC) selaku operator Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) menggelar kegiatan penanaman pohon di area Gas Processing Facilities (GPF) di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, pada 19 November 2025. Inisiatif penghijauan ini menjadi langkah strategis untuk menyelaraskan operasional perusahaan dengan prinsip keberlanjutan, menegaskan bahwa PEPC tak hanya berperan dalam pemenuhan energi nasional, tetapi juga dalam menjaga keseimbangan ekosistem di wilayah kerjanya.
Manager HSSE Operations PEPC Zona 12, Benny Rahadian, menyampaikan bahwa kegiatan penanaman ini digelar untuk memperingati Hari Pohon Sedunia 2025, dengan tujuan meningkatkan kesadaran bersama akan pentingnya pohon sebagai penopang kehidupan.
"ini bukan sekadar seremoni saja ya, namun merupakan implementasi konkret dari komitmen PEPC dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada Point 13 mengenai Penanganan Perubahan Iklim (Climate Action) melalui penyerapan karbon, serta Point 15 tentang Ekosistem Daratan (Life on Land) dengan melestarikan keanekaragaman hayati," katanya.
Sebagai wujud partisipasi dan solidaritas antarperusahaan dalam satu grup, kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari seluruh fungsi di Zona 12, serta jajaran Pimpinan Regional Indonesia Timur dan perwakilan Fungsi Environment dari Zona 11. Kehadiran mereka tidak hanya memperkuat kolaborasi internal, tetapi juga menunjukkan keselarasan visi dan strategi Grup Pertamina dalam menangani isu lingkungan di wilayah operasinya, sehingga tercipta gerakan korporasi yang lebih terintegrasi dan berdampak luas.
Program ini menargetkan penanaman 200 pohon. Dalam sesi pembukaan oleh Sr. Manager Production and Projects PEPC Zona 12, Yedi Rahmat Supriyadi, sebanyak 15 bibit ditanam secara simbolis sebagai langkah awal yang akan dilanjutkan dengan penanaman tahap berikutnya. Metode ini dipilih agar setiap pohon dapat dirawat secara optimal sehingga memberikan manfaat ekologis jangka panjang sekaligus menghadirkan kawasan operasional yang lebih hijau.
Nilai restoratif kegiatan ini semakin kuat melalui pemilihan jenis bibit yang ditanam. Perusahaan secara khusus memilih spesies endemik, langka, terancam punah, dan dilindungi seperti Syzygium densiflorum (Klampok), Protium javanicum (Tenggulun), Dalbergia latifolia (Sonokeling), dan Olax psittacorum (Wangon). Pendekatan ini tidak semata menambah ruang terbuka hijau, tetapi menjadi upaya nyata menjaga keberlanjutan plasma nutfah lokal dan menyeimbangkan kembali ekosistem yang mulai terdegradasi.
Secara keseluruhan, inisiatif ini memiliki tujuan multidimensi: meningkatkan kualitas lingkungan dan ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), menumbuhkan kesadaran serta keterlibatan aktif pekerja, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam pelestarian alam, serta menegaskan komitmen Pertamina EP Cepu terhadap prinsip Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Langkah ini menunjukkan bahwa operasi industri yang berkelanjutan dapat berjalan seiring dengan upaya melindungi lingkungan bagi generasi mendatang.

































