Dampak dari upaya Trump untuk menulis ulang aturan perdagangan global terbukti sulit diprediksi oleh lembaga internasional maupun ekonom. Pada Juni, OECD memperkirakan pertumbuhan AS akan melambat menjadi 1,6% tahun ini, namun merevisinya menjadi 1,8% pada September dan kini memproyeksikan pertumbuhan 2%.
Lonjakan investasi AI dan pembangunan pusat data, terutama di AS, turut memberikan pengaruh yang semakin besar terhadap estimasi ekonomi. Menurut OECD, ketangguhan sektor teknologi menopang arus perdagangan global, sementara pertumbuhan produksi di sektor teknologi kini melampaui sektor industri lainnya.
OECD memperkirakan bahwa tanpa lonjakan investasi AI, ekonomi AS justru mengalami kontraksi 0,1% pada paruh pertama tahun ini, seiring melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan menurunnya belanja pemerintah.
“Segala hal yang berkaitan dengan perusahaan yang membeli peralatan untuk memungkinkan mereka berkembang dalam era teknologi baru ini—semua itu telah mendorong aktivitas ekonomi dengan cara yang menutupi sebagian dampak negatif dari ketidakpastian kebijakan dan efek tarif terhadap aktivitas ekonomi,” kata Luiz de Mello, direktur studi negara di OECD.
Meski begitu, organisasi tersebut memperingatkan bahwa ekspansi cepat di sektor teknologi dan optimisme terhadap AI berisiko memicu koreksi harga yang tajam, bahkan potensi penjualan aset paksa, mengingat valuasi yang semakin tinggi.
Dipadukan dengan kekhawatiran atas perubahan cepat dalam kebijakan perdagangan, OECD menyebut prospek ekonomi global saat ini “rapuh” dan proyeksinya “menghadapi risiko yang substansial.”
(bbn)


































