Diperberat lagi oleh sentimen ETF Bitcoin Spot AS yang menarik dana US$70 juta, setelah mengalami arus keluar sebesar US$4,6 miliar dalam sebulan, menurut data Bloomberg. Sebagian besar tekanan berasal dari iShares Bitcoin Trust, di mana investor telah menarik dana selama lima pekan beruntun, periode penarikan terpanjang sejak dana tersebut diluncurkan pada Januari 2024.
Namun, nada kehati–hatian muncul usai paparan analis Ajaib Kripto, Panji Yudha, Bitcoin (BTC) telah mematahkan tren historis yang biasanya positif di bulan November. Bulan November 2025 ditutup dengan volatilitas yang tinggi.
“BTC mencatat penurunan 17%, menjadi penutupan terburuk untuk bulan November dalam lima tahun,” mengutip riset yang dipublikasikan hari ini.
Di sisi yang bersamaan dengan itu, pasar telah memasuki periode Desember, data historis memberikan harapan bullish bagi trader. Desember secara historis adalah bulan potensial untuk Bitcoin.
Adapun dalam sepuluh tahun perdagangan Bitcoin jika dirata–ratakan, Bitcoin melaju di zona hijau dengan penguatan 11,1%.
Mengulas singkat, kenaikan tertinggi Bitcoin terjadi pada Desember 2020 yang kala itu menguat mencapai 49,6%. Pada 2020 sentimen positif dari publik maupun institusi terhadap Bitcoin amat meningkat, terutama ketika rekor harga tertinggi terus tercipta.
Terlebih lagi pada Desember 2023 Bitcoin juga berhasil mencatat kenaikan harga mencapai 12,6% yang terdorong dari kemenangan Donald Trump, menjadi Presiden Amerika Serikat. Serangkaian janji Trump menjadikan AS pusat aset digital, mendorong investor masuk. Termasuk mematangkan adanya peran spesifik yang didedikasikan untuk kebijakan aset digital di Gedung Putih.
Sentimen Bitcoin Desember 2025
Untuk Desember 2025, ada beberapa sentimen dan katalis yang dapat memengaruhi arah Bitcoin. Pertama adalah data–data perdagangan ETF yang menunjukkan sinyal pemulihan likuiditas yang signifikan baru–baru ini, mengutip riset Ajaib Kripto.
“Untuk kali pertama sejak akhir Oktober, ETF Spot Bitcoin dan Ethereum AS mencatat Net Inflow positif. ETF Bitcoin mencatat inflow US$70 juta, mematahkan tren outflow negatif empat minggu yang totalnya mencapai lebih dari US$4,3 miliar,” jelas Panji.
Sementara itu, ETF Ethereum juga mencatat arus masuk masif US$313 Juta, menyudahi tren outflow selama tiga minggu. ETF Solana juga mencatat inflow sederhana sebesar US$5,4 Juta, yang biarpun sebelumnya sempat mengalami outflow.
Selanjutnya, investor Aset Kripto juga mencermati dari sisi regulasi, Senat AS tengah mempersiapkan peninjauan penting terhadap RUU struktur pasar Kripto, dengan target yang ditetapkan pada 8 Desember.
“RUU ini diharapkan membahas beberapa area kritis, termasuk aturan trading, perlindungan konsumen, dan peran pengawas pasar. Peninjauan ini menandai upaya baru untuk mencapai konsensus bipartisan pada kerangka kerja regulasi aset kripto, yang telah tertunda selama berbulan-bulan,” terang Panji dalam riset yang berbeda.
Kemudian, sentimen dan laju Bitcoin ke depan, juga bergantung pada bagaimana sinyal terbaru dari The Fed, seperti sentimen keputusan rate cut pada 9–10 Desember. Pemotongan bunga ini secara tradisional mendukung aset berisiko. Namun penting sebagai catatan, trader harus bersiap untuk potensi volatilitas jangka pendek, biarpun secara historis Bitcoin selalu menguat pada Desember.
(fad/aji)






























