Baik Upbit maupun Naver Pay, layanan pembayaran seluler Naver, sangat bergantung pada pengguna domestik, kata Douglas Kim dari Douglas Research Advisory, yang menerbitkan tulisan di Smartkarma. Namun, “merger ini memberikan kesempatan untuk bersaing secara global dengan perusahaan fintech luar negeri seperti PayPal, Stripe, dan Coinbase,” tambahnya.
Korea Selatan memiliki salah satu pasar kripto ritel paling aktif di dunia. Lebih dari 18 juta warga Korea — lebih dari sepertiga populasi — melakukan perdagangan aset digital. Volume perdagangan harian kadang-kadang melebihi volume pasar sahamnya.
Upbit menguasai sekitar 70% dari seluruh perdagangan kripto domestik dan menyumbang hampir 5% dari perdagangan spot global, naik dari 1,4% pada awal 2021, menurut data CoinDesk.
Walau dominasi tersebut telah lama membedakan Upbit dari pesaing lokal, Bithumb baru-baru ini memperkecil selisih tersebut berkat kampanye pemasaran agresif, termasuk promosi tanpa biaya, dan kini mengklaim pangsa pasar sekitar 30%. Korbit dan Gopax yang didukung Binance masing-masing menguasai kurang dari 1%.
Pasca booming pada awal tahun ini, didorong oleh kemenangan kebijakan di AS dan adopsi institusional yang lebih luas, Bitcoin dan token lain kini mengalami penurunan selama berminggu-minggu, dengan cryptocurrency asli kehilangan 16,7% nilainya pada November.
Song dan Kim sebelumnya bekerja di perusahaan pembayaran seluler Danal sebelum membuat Dunamu pada 2012 di Seoul. Mereka mendapatkan dukungan awal dari Kakao Corp. dan Woori Technology Investment. Upbit diluncurkan pada 2017 dan terintegrasi dengan KakaoTalk, aplikasi pesan instan yang sangat populer di negara tersebut, yang membantu memperkuat dominasi platform tersebut.
(bbn)
