Pejabat Bank Sentral Afrika Ikut Cemas dengan Bubble AI
News
27 November 2025 08:20

Ntando Thukwana–Bloomberg News
Bloomberg, Booming saham kecerdasan buatan menciptakan risiko gelembung atau bubble AI yang dapat mengancam pasar negara-negara berkembang, seperti dikhawatirkan Gubernur Bank Sentral Afrika Selatan Lesetja Kganyago.
Pernytaan Kganyago muncul beberapa jam setelah Nvidia Corp. merilis proyeksi pendapatan yang mengejutkan dan menampik anggapan bahwa industri AI berada dalam buuble. Gubernur tersebut bergabung dengan eksekutif Wall Street, termasuk Wakil Ketua JPMorgan Chase & Co. Daniel Pinto, yang semakin khawatir tentang kemungkinan terbentuknya gelembung di sektor AI.
“Meskipun AI menjanjikan, ada tanda-tanda bubble AI terus berkembang,” kata Kganyago dalam pernyataan pada Kamis setelah bank sentral memangkas suku bunga kebijakannya sebesar 25 basis poin. “Dengan suku bunga yang lebih rendah dan kredit murah bahkan untuk peminjam berisiko, pasar keuangan tampaknya rentan terhadap koreksi. Jika hal itu terjadi, berbagai pasar emerging market dapat terkena dampak spillover.”
Bagi Afrika Selatan, risiko terbesar adalah bagi rand, salah satu mata uang pasar emerging yang paling likuid. Pembuat kebijakan akan khawatir tentang gelembung karena pengalaman sejarah mereka, kata Ashor Sarupen, Wakil Menteri Keuangan Afrika Selatan, merujuk pada penurunan tajam mata uang tersebut setelah krisis dotcom.
































