Ekspektasi terhadap penurunan permintaan juga membebani harga CPO. AmSpec Agri memperkirakan ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1-22 November ambruk 16,4% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya. Sedangkan Intertek Testing Services memperkirakan penurunan mencapai 18,8%.
Perkembangan nilai tukar ringgit juga menjadi sentimen negatif buat harga CPO. Kemarin, mata uang Negeri Harimau Malaya menguat 0,22% terhadap dolar AS.
CPO adalah aset yang dibanderol dalam ringgit. Kala ringgit terapresiasi, maka kontrak CPO menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Analisis Teknikal
Lantas bagaimana proyeksi harga CPO untuk hari ini, Rabu (26/11/2025)? Apakah akan terjadi penurunan lima hari beruntun?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame). CPO terbenam di zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 34. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Adapun indikator Stochastic RSI ada di 31. Menghuni area jual (short) yang kuat.
Untuk perdagangan hari ini, harga CPO berpeluang bangkit. Maklum, koreksinya sudah lumayan dalam sehingga ada potensi technical rebound.
Cermati pivot point di MYR 4.097/ton. Dari sini. harga CPO kemungkinan mampu menguji resisten MYR 4.134/ton yang menjadi Moving Average (MA) 10.
Target paling optimistis atau resisten terjauh ada di MYR 4.233/ton.
Namun kalau turun lagi, maka harga CPO akan mengetes support MYR 3.933/ton. Support paling jauh atau target paling pesimistis adalah MYR 3.919/ton.
(aji)





























