Logo Bloomberg Technoz

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), rupiah berpotensi menguat dengan target resisten terdekat ada di Rp 16.650/US$. Resisten lanjutan ada di Rp 16.600/US$.

Apabila kembali menjebol kedua resisten tersebut, maka rupiah berpotensi kembali menuju level Rp16.580/US$. Resisten paling jauh atau target paling optimistis adalah Rp 16.500.

Namun, jika rupiah malah melemah maka support terdekat ada di Rp 16.720-16.770/US$. Support terkuat adalah Rp 16.800/US$.

Analisis Teknikal Rupiah 25 November 2025 (Sumber: Tim Riset Bloomberg Technoz, diolah)

Dolar Agak Kendur

Ada kemungkinan rupiah bisa memanfaatkan posisi dolar AS yang sedang limbung. Pagi ini, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,05% ke 100,14.

Laju dolar AS terhambat karena asa akan penurunan suku bunga acuan kembali terbuka. Anggota Dewan Gubernur The Fed Christopher Waller terang-terangan mendukung penurunan suku bunga acuan dalam rapat bulan depan.

“Kekhawatiran saya utamanya adalah pasar tenaga kerja. Jadi saya menyarankan penurunan suku bunga dalam rapat selanjutnya. Setelah itu, kami bisa menerapkan pendekatan dari rapat ke rapat mulai Januari,” tegas Waller wawancara dengan Fox Business Network, seperti diwartakan Bloomberg News.

Akhir pekan lalu, Gubernur Bank Sentral AS (Federal Reserve) New York John Williams menyatakan bahwa ruang penurunan suku bunga acuan masih terbuka dalam waktu dekat.

“Saya melihat kebijakan moneter saat ini agak restriktif. Oleh karena itu, saya rasa ada ruang untuk penyesuaian suku bunga acuan menuju posisi (stance) yang cenderung netral,” katanya dalam sebuah acara di Santiago, Chile, seperti diberitakan Bloomberg News.

Pernyataan Waller dan Williams sepertinya efektif untuk mengangkat optimisme pasar. Kini investor melihat ada kemungkinan yang cukup besar bahwa suku bunga acuan bisa turun bulan depan.

Mengutip CME FedWatch, probabilitas Federal Funds Rate turun 25 basis poin (bps) menjadi 3,5-3,75% dalam rapat Desember adalah 80,9%. Seminggu yang lalu, peluangnya hanya 42,4%.

Sedangkan kemungkinan suku bunga acuan bertahan di 3,75-4% bulan depan hanya 19,1%. Padahal sepekan yang lalu mencapai 57,8%.

Saat suku bunga mungkin akan turun, berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap) menjadi kurang menguntungkan. Ini membuat dolar AS menjadi kurang diminati dan membuka peluang mata uang Asia untuk terapresiasi, rupiah tidak terkecuali.

(riset)

No more pages