“Ini langkah yang sangat berbeda bagi anggota G-20 untuk menegur China — meskipun tidak disebutkan namanya — atas kebijakan mineral kritisnya yang tidak adil dan sepihak,” kata Wendy Cutler, mantan negosiator perdagangan AS yang kini berada di Asia Society Policy Institute, seraya menambahkan bahwa bahasa yang digunakan “menegaskan kedalaman kekhawatiran global” atas “langkah terbaru Beijing yang mengganggu rantai pasok demi keuntungannya sendiri.”
Pemimpin AS itu mengatakan bulan lalu bahwa gencatan senjata yang dicapai dengan Presiden Xi Jinping telah memulihkan akses terhadap mineral-mineral tersebut, bukan hanya bagi Amerika tetapi juga bagi “dunia.”
Sementara mineral kritis disebutkan dalam deklarasi KTT G-20 tahun lalu di Brasil, mereka hanya mendapat satu rujukan ketika para pemimpin menyerukan “rantai pasok yang bertanggung jawab.”
Rancangan dokumen tahun ini mendedikasikan satu bagian berisi empat poin untuk topik tersebut, mencerminkan bagaimana ketegangan terkait isu itu telah meningkat.
Bagian itu mencakup cetak biru sukarela dan tidak mengikat untuk memastikan bahwa sumber daya mineral kritis “menjadi pendorong kemakmuran dan pembangunan berkelanjutan.”
Deklarasi ini berlangsung tanpa kehadiran Xi, yang mengirim Perdana Menteri Li Qiang ke KTT sebagai penggantinya. Bahasa dalam dokumen tersebut masih dapat berubah selama rangkaian acara akhir pekan.
Sementara pembatasan rare earth China telah banyak dikritik oleh negara-negara di Eropa dan Asia, serta di AS, masih belum jelas apakah langkah tersebut melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Pembatasan China berlaku pada barang dual use yang menargetkan mineral dengan penggunaan militer sekaligus komersial.
Sebagian besar perhatian para pemimpin Eropa yang menghadiri KTT G-20 akan tertuju pada Ukraina dan tekanan AS kepada Kyiv untuk menyetujui kesepakatan damai yang timpang dengan Rusia. Deklarasi KTT hanya menyinggung perang di Ukraina dan konflik lain secara hangat-hangat kuku, bersamaan dengan seruan untuk menghormati prinsip-prinsip PBB seperti integritas teritorial, kedaulatan, dan penolakan penggunaan kekuatan. Pernyataan itu juga mengutuk semua serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur.
Keputusan Afrika Selatan untuk menulis rancangan deklarasi dibuat dalam sikap menentang AS, yang memboikot KTT para pemimpin G-20 akhir pekan ini di Johannesburg. Washington mendesak Afrika Selatan dalam surat resmi agar tidak menerbitkan pernyataan bersama, dengan alasan bahwa dokumen tersebut tidak akan mencerminkan pandangan AS.
“AS menentang penerbitan dokumen hasil KTT G-20 apa pun dengan premis sebagai posisi konsensus G-20 tanpa persetujuan AS,” bunyi pernyataan itu.
(bbn)































