"Pertumbuhan ekonomi AS masih melambat akibat berlanjutnya dampak tarif dagang AS dan sempat berhentinya aktivitas pemerintah yang terlama sepanjang sejarah. Ini kemudian berdampak pada tetap lemahnya ketenagakerjaan AS," ujar Perry.
Dia menambahkan perlambatan ekonomi juga terjadi di Jepang, China, dan India akibat permintaan domestik yang belum kuat. Sementara itu, ekonomi Eropa tumbuh lebih tinggi dari perkiraan, akibat realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2025 yang ditopang konsumsi rumah tangga dan investasi seiring pelonggaran moneter.
Dari pasar keuangan, ketidakpastian kembali meningkat dipengaruhi oleh penurunan suku bunga acuan bank sentral AS Federal Reserve yang dinilai pasar lebih berhati-hati atau less dovish.
(lav)
No more pages































