Logo Bloomberg Technoz

Penambang Bersiap, Pengetatan Smelter Diramal Kerek Harga Nikel

Mis Fransiska Dewi
12 November 2025 12:20

Seorang pekerja memegang sepotong Bessemer matte di pabrik peleburan./Bloomberg-Cole Burston
Seorang pekerja memegang sepotong Bessemer matte di pabrik peleburan./Bloomberg-Cole Burston

Bloomberg Technoz, Jakarta – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) menilai pembatasan penerbitan izin investasi dan Izin Usaha Industri (IUI) bagi smelter nikel baru bakal mengerek harga komoditas mineral logam tersebut di pasar global.

Akan tetapi, pelaku usaha pertambangan nikel dinilainya tetap perlu menyiapkan mitigasi jika harga tidak naik seperti yang diharapkan.

“Moratorium smelter di Indonesia potensial untuk meningkatkan harga nikel global, tetapi tidak ada jaminan dan banyak variabel yang mesti diperhatikan,” kata anggota Dewan Penasihat APNI, Djoko Widajatno saat dihubungi, Rabu (12/11/2025).


Dalam konteks ini, menurut Djoko, para pelaku usaha perlu menyertakan skenario kenaikan harga berdasarkan kebijakan Indonesia sebagai salah satu trigger event; khususnya dalam roadmap, analisis periode 2025—2030, hingga strategi industri.

Menurutnya, kebijakan itu juga dapat mendukung industri sektor nikel untuk beroperasi lebih efisien dan mendorong investasi dengan harga nikel yang saat ini di sekitar US$15.075,33 per ton metrik kering (dmt).