Target itu disampaikan Bahlil saat menyampaikan laporan terkini ihwal kemajuan rencana pembiayaan proyek hilirisasi BPI Danantara kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Kami melaporkan kepada Bapak Presiden, bahwa terkait dengan proyek hilirisasi, kami sama Pak Rosan sudah menyerahkan 18 proyek yang total nilai investasinya kurang lebih Rp300 triliun,” kata Bahlil dalam sambutannya di Peresmian Pabrik Petrokimia PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Kamis (6/11/2025).
Bahlil menuturkan dokumen kajian itu sedang dikerjakan oleh konsultan yang ditunjuk BPI Danantara dan ditargetkan rampung pada awal Desember 2025.
Sebelumnya, CEO BPI Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengatakan lembagannya tengah mematangkan feasibility study sejumlah proyek yang diajukan Satgas Hilirisasi, dengan fokus pada koreksi dan penyesuaian asumsi di dalamnya.
"Itu sudah berjalan dan beberapa juga sudah duduk dengan Kementerian ESDM untuk kita fine tuning lagi, karena ada beberapa mungkin yang koreksinya kita mesti duduk bersama, asumsinya seperti apa," kata Rosan.
Adapun, nilai paket proyek yang disodorkan Satgas Hilirisasi itu mencapai US$38,63 miliar atau sekitar Rp640,4 triliun (asumsi kurs Rp16.578 per dolar AS).
Dari 18 proyek yang diajukan, 8 di antaranya program hilirisasi di sektor mineral dan batu bara (minerba), masing-masing 2 proyek di sektor transisi dan ketahanan energi, dan masing-masing 3 proyek di sektor pertanian, kelautan dan perikanan.
Adapun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menargetkan realisasi kesepakatan negosiasi tarif Amerika Serikat (AS)—termasuk pembangunan 17 kilang modular di Indonesia mulai dilakukan tahun ini.
Airlangga menjelaskan hingga saat ini masih belum terdapat kontrak jual–beli migas yang diteken Indonesia dengan AS. Akan tetapi, dia tetap menargetkan realisasi pembelian sejumlah komoditas migas tersebut dilakukan pada sisa tahun ini.
“Nanti kita akan bahas sesudah perjanjian itu ditandatangani. Ditargetkan seperti itu [realisasi tahun ini],” kata Airlangga kepada awak media, di CEO Insight 2025, Selasa (4/11/2025).
Sementara itu, Airlangga juga menargetkan pembangunan kilang modular yang menjadi bagian negosiasi tarif dapat dimulai pada tahun ini. Meski demikian, Airlangga tak menjelaskan lebih lanjut lokasi pembangunan kilang dan calon investor proyek tersebut.
“Tahun ini harapannya [kilang modular mulai pembangunan],” ucap Airlangga.
Sebagai catatan, proyek yang dikabarkan melibatkan KBR Inc. (sebelumnya Kellogg Brown & Root), tersebut digagas usai Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi mengkaji kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dan produk turunannya di Indonesia.
Dalam kajian itu, Satgas Hilirisasi merekomendasikan agar Indonesia membangun kilang baru untuk mencukupi kebutuhan BBM di Tanah Air. Apalagi, kilang eksisting di Indonesia baru bisa memasok sekitar 30%—40% dari total kebutuhan BBM Indonesia.
(azr/wdh)


































