Logo Bloomberg Technoz

Saham BREN melesat dengan kenaikan 525 poin atau menguat 5,69% ke level Rp9.750/saham. Kemudian pada saham GOTO lompat lebih tinggi mencapai 5 poin atau menguat 8,77% ke level Rp62/saham.

Volume transaksi IHSG di sepanjang perdagangan pagi hingga penutupan menyentuh 35,26 miliar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp18,51 triliun.

Sejumlah saham juga berhasil menjadi pendukung IHSG pada perdagangan Sesi II. Saham–saham teknologi, saham barang baku, dan saham keuangan mencatatkan kenaikan paling tinggi, dengan masing–masing menguat 3,31%, 2,51%, dan 1,06%.

IHSG All Time High 8.318,52 (Bloomberg)

Melesat tingginya IHSG sampai dengan ATH merupakan efek secara langsung dari kenaikan sejumlah saham Big Caps, bersamaan dengan fundamental perekonomian Indonesia yang bertumbuh positif.

Berikut diantaranya berdasarkan data Bloomberg, Rabu (5/11/2025).

  1. Barito Renewables Energy (BREN) menyumbang 21,59 poin
  2. Bumi Resources Minerals (BRMS) menyumbang 10,97 poin
  3. GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) menyumbang 10,28 poin
  4. IndoKripto Koin Semesta  (COIN) menyumbang 9,18 poin
  5. Amman Mineral Internasional (AMMN) menyumbang 6,36 poin
  6. Bank Central Asia (BBCA) menyumbang 4,69 poin
  7. Telkom Indonesia (TLKM) menyumbang 4,37 poin
  8. Kalbe Farma (KLBF) menyumbang 4 poin
  9. Barito Pacific (BRPT) menyumbang 3,57 poin
  10. Bank Mandiri (BMRI) menyumbang 3,31 poin

Adapun saham–saham LQ45 lain juga jadi pemicu penguatan IHSG, yaitu PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang menguat 6,82%, dan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang mencatatkan kenaikan 4,29% point–to–point.

Disusul oleh penguatan saham PT Indofood CBP Tbk (ICBP) melesat 2,65%, saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) juga menguat dengan kenaikan 2,38%, dan saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) melesat 1,84%.

Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas Ekspektasi

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal III-2025. Hasilnya sedikit lebih tinggi dan lebih baik dari estimasi pasar.

BPS mengumumkan ekonomi Indonesia yang dihitung dengan Produk Domestik Bruto (PDB) berada di Rp6.060 triliun berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada kuartal III-2025. Artinya, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,04% dibanding periode yang sama tahun lalu (year–on–year/yoy).

Pencapaian ini sedikit lebih tinggi dari ekspektasi. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg mengestimasikan pertumbuhan ekonomi Kuartal III–2025 sebesar 5% yoy.

Secara kuartalan (quarter–to–quarter/qtq), ekonomi Indonesia tumbuh 1,43%, serta di atas estimasi pasar/analis ataupun ekonom yang sebesar 1,4% qoq. Mayoritas lapangan usaha tumbuh, dengan pertumbuhan tertinggi pada Jasa Pendidikan, dari sisi pengeluaran, seluruh komponen tumbuh.

Kinerja perekonomian pada kuartal III-2025 ditopang konsumsi yang terjaga. Terlihat dari konsumsi per kapita jasa makanan–minuman–akomodasi serta barang dan jasa lainnya yang terus bertumbuh. Realisasi investasi dalam negeri dan asing juga berhasil tumbuh. Mobilitas masyarakat juga meningkat.

“Aktivitas produksi terjaga dengan PMI yang berada di zona ekspansif,” papar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud.

Tim Riset BRI Danareksa menyebut, rilis data tersebut membuka optimisme pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun tembus 5,5%.

Terlebih, Kuartal IV biasanya lebih kuat karena realisasi proyek pemerintah yang dipercepat serta momentum Natal dan Tahun Baru yang mendorong belanja masyarakat . 

“Pemerintah dan BI memproyeksikan pertumbuhan bisa mendekati 5,5%, didukung pemulihan ekspor, stimulus fiskal, serta potensi pemulihan daya beli masyarakat. Sektor konsumsi, perbankan, dan konstruksi menjadi yang paling diuntungkan pada periode ini.”

Senada, Hosianna Evalita Situmorang, Ekonom Bank Danamon Indonesia menyebut, perekonomian Indonesia mulai merasakan angin segar dari berbagai stimulus fiskal, pelonggaran moneter, dan percepatan belanja negara.

“Dasarnya sudah lebih kuat untuk menjadi pijakan permintaan domestik dan pertumbuhan ekonomi Kuartal IV-2025. Momentum ini akan berlanjut sampai awal 2026,” tegasnya, mengutip Bloomberg News.

(fad)

No more pages