Logo Bloomberg Technoz

“Karena penurunan permintaan di pasar global, jadi batu bara kalau kita lihat data ekspor juga kontraksi,” tuturnya.

Adapun, kinerja kepsor batu bara sepanjang Januari-September 2025 minus 20,85% ke level US$17,94 miliar atau sekitar Rp298,79 triliun (asumsi kurs Rp16.655 per dolar AS).

Torehan kinerja ekspor komoditas emas hitam itu terpaut lebar dari capaian sepanjang periode yang sama tahun sebelumnya di level US$22,67 miliar.

Kendati pertumbuhan sektor pertambangan minus, BPS membeberkan, industri logam dasar yang masuk dalam industri pengolahan tumbuh signifikan secara tahunan.

Menurut BPS, industri pengolahan logam dasar tumbuh 18,62% sejalan dengan peningkatan permintaan luar negeri untuk produk logam dasar, khususnya besi dan baja.

“Sejalan dengan peningkatan permintaan luar negeri untuk produk logam dasar, khususnya besi dan baja,” kata Edy.

Penangguhan Grasberg 

Sebelumnya, PTFI masih menghentikan kegiatan operasi tambang di sejumlah area yang tidak terdampak longsoran lumpur bijih dari insiden Grasberg Block Cave (GBC).

Sejumlah tambang itu di antaranya Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ). VP Corporate Communications PTFI Katri Krisnati mengatakan perseroannya tengah melakukan perawatan dan evaluasi atas dua tambang tersebut.

Katri menerangkan perawatan dan evaluasi itu dilakukan untuk memastikan keselamatan dan kesiapan tambang sebelum kembali beroperasi nantinya.

“Sejak terjadinya insiden luncuran material basah di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave, hingga saat ini PT Freeport Indonesia masih menghentikan sementara seluruh kegiatan operasional di tambang bawah tanah,” kata Katri ketika dihubungi Bloomberg Technoz, Selasa (28/10/2025).

Papan nama Freeport-McMoRan Inc. di lantai New York Stock Exchange (NYSE)./Bloomberg-Michael Nagle

Perusahaan mencatat produksi hasil tambang Freeport sepanjang Januari hingga September 2025 mencapai 966 juta pound tembaga dan 876.000 ounces emas.

Katri mengungkapkan, gegara longsor yang terjadi saat ini perusahaan sedang menyesuaikan rencana produksi.

Penghentian seluruh tambang Freeport tersebut juga membuat pasokan tembaga ke smelter katoda tembaga di Gresik, Jawa Timur terhenti. Dengan begitu, operasional smelter tersebut hingga kini masih berhenti.

 PTFI mesti menunda produksi dalam jangka pendek pada kuartal IV-2025 dan sepanjang 2026 dari areal tambang ini.

Badan bijih GBC mewakili 50% dari cadangan terbukti dan terduga PTFI per 31 Desember 2024, serta sekitar 70% dari proyeksi produksi tembaga dan emas hingga 2029.

Saat ini, PTFI memperkirakan tambang Big Gossan dan Deep MLZ yang tidak terdampak dapat kembali beroperasi pada pertengahan kuartal IV 2025, sementara pengembalian operasi bertahap tambang GBC dijadwalkan pada paruh pertama 2026.

Konsekuensinya, penjualan tembaga dan emas PTFI bakal terbatas pada kuartal IV-2025, jauh di bawah estimasi sebelumnya yaitu 445 juta pon tembaga dan 345.000 ounces emas.

Sementara itu, pembukaan kembali kegiatan operasi GBC dimulai di tiga blok produksi di antaranya PB2 pada paruh pertama 2026, disusul PB3 dan PB1S pada paruh kedua 2026 dan PB1C menyusul pada 2027.

(naw)

No more pages