Badan ini menyebut jika dua titik telah berhasil didekontaminasi, dan material radioaktifnya telah dipindahkan ke gudang PT Peter Metal Technology Indonesia yang terkonfirmasi sebagai sumber lokal pencemaran.
Lalu, untuk aktivitas di gudang tersebut telah dihentikan sepenuhnya, sementara hasil dekontaminasi ditangani sesuai standar ketat BAPETEN dan BRIN.
Kemudian, delapan titik lainnya akan didekontaminasi secara bertahap setelah inventarisasi detail dilakukan untuk memastikan parameter penanganan yang presisi dan efektif.
Staf Ahli Menteri Bidang Transformasi Digital dan Hubungan Antar Lembaga Kemenko Pangan Bara Krishna Hasibuan mengatakan, 20 dari total 22 pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Modern Cikande telah selesai dilakukan dekontaminasi dan dinyatakan clear and clean dari paparan bahaya radiasi Cesium-137.
Sedang dua pabrik lainnya masih dilakukan dekontaminasi dari paparan bahaya radiasi Cesium-137. Satuan Tugas Penanganan Cesium-137 memastikan situasi kontaminasi Cs-137 di Kawasan Industri Modern Cikande, Banten, berada dalam penanganan intensif dan terkendali (under control).
"Kami memahami kekhawatiran masyarakat dan ingin menegaskan bahwa situasi saat ini terkendali (under control)," kata Bara dalam keterangannya, dikutip Rabu (5/11/2025).
Kemudian, Bara menyebut dari 13 area terkontaminasi berupa lapak besi dan junkyard yang juga terkontaminasi, dua lokasi juga telah dinyatakan clear and clean. Sedangkan area terkontaminasi lainnya masih dalam proses intensif dekontaminasi.
"Progres dekontaminasi berjalan cepat. Kami optimistis seluruh area akan bersih dan aman dalam waktu dekat," tambahnya.
Pengusaha RI Tetap Bisa Ekspor ke Amerika Serikat
Bara Krishna Hasibuan memastikan pengusaha Indonesia tetap bisa mengekspor udang ke Amerika Serikat (AS). Ia menekankan, jika pengusaha Indonesia ingin mengekspor udang harus memenuhi sertifikasi bebas radioaktif Cesium-137 yang dikeluarkan otoritas Indonesia.
"Pasar AS tetap terbuka bagi udang dan cengkeh dari Indonesia asal memenuhi ketentuan. Ekspor tetap dapat dilakukan sepanjang memenuhi ketentuan yang ditetapkan otoritas AS dalam hal ini FDA yaitu melalui sertifikasi bebas radioaktif yang dikeluarkan oleh otoritas Indonesia," katanya, Senin (13/10/2025).
Bara menyebut, otoritas terkait di Indonesia selalu berkoordinasi dengan otoritas di Amerika Serikat dalam implementasi import alert. Katanya, ada import alert baru yang diberlakukan oleh FDA, Badan Pangan AS terhadap perusahaan yang masuk yellow list dan red list.
Perusahaan yang masuk yellow list adalah perusahaan yang melakukan pengiriman udang dan rempah dari Jawa dan Lampung. Setiap pengiriman dari Jawa dan Lampung ke AS wajib disertai sertifikat bebas Cs-137 dari Certifying Entity (CE) yang ditunjuk atau diakui FDA.
Sementara itu, red list adalah perusahaan yang terbukti terpapar Cs-137. Saat ini ada dua perusahaan Indonesia yang masuk, yaitu PT BMS untuk komoditas udang dan PT NJS untuk cengkeh.
Adapun CE yang ditunjuk oleh Satgas Penanganan CS-137 dan sudah disetujui FDA adalah Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP). BPPMHKP merupakan badan yang berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan dan dikepalai oleh Ishartini.
"MOU antara KKP, badan yang dipimpin Bu Is dengan US FDA, mengatur tata cara persyaratan sertifikasi dan pelaporan, sedang dalam tahap finalisasi agar memberikan kepastian kepada dunia usaha," tambahnya.
"Satgas akan melakukan dalam hal ini Ibu Is [Kepala BPPMHKP] akan melakukan negosiasi dengan FDA agar kontainer-kontainer yang sudah dalam perjalanan saat ini sebelum notifikasi dari FDA keluar 31 Oktober 2025 lalu, dikecualikan dari sertifikat ini," pungkasnya.
Pemerintah Tutup Sementara Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya
Pemerintah dikabarkan menutup sementara Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya usai ditemukannya kontainer berisi cengkeh yang diduga terkontaminasi zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) milik PT NJS, yang diketahui baru tiba, Sabtu (1/11/2025) pada pukul 22.00 WIB.
Bara Krishna Hasibuan menjelaskan bahwa kebijakan tersebut dilakukan pihaknya sebagai langkah preventif dalam rangka menjamin keamanan dan keselamatan kawasan pelabuhan dan para pekerja di dalamnya.
"Satuan Tugas Penanganan Kontaminasi Radionuklida Cs-137 berkoordinasi dengan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya telah melakukan penanganan dengan menutup kawasan pelabuhan," ungkap Bara Krishna dalam keterangan resminya dikutip, Selasa (4/11/2025).
Kebijakan tersebut ditempuh setelah pihak U.S. Food and Drug Administration (FDA) menduga kontainer berisi produk cengkih tersebut telah terkontaminasi zat radioaktif Cs-137. Selanjutnya, pemeriksaan lebih lanjut telah dilakukan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) guna memastikan situasi di lapangan.
Sebelumnya juga diberitakan bahwa sebuah kapal yang membawa 23 kontainer berisi debu seng radioaktif tertahan di lepas pantai Filipina karena tidak ada lokasi yang bersedia menampung material tersebut untuk dikubur, menurut seorang pejabat tinggi.
Otoritas pelabuhan tidak mengizinkan kapal yang tiba beberapa hari lalu dari Indonesia itu untuk menurunkan muatan di Manila, kecuali ada pemerintah daerah yang bersedia menerima kargo tersebut untuk penyimpanan sementara atau pembuangan, kata Carlo Arcilla, Direktur Philippine Nuclear Research Institute (PNRI), pada pekan lalu.
(ell)































