Pada saham–saham unggulan LQ45 juga tercatat dalam tren negatif. Adapun saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) ambles mencapai 4,82%, disusul oleh saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ambles 4,63%, dan saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) drop 3,75%.
Selain itu pelemahan juga terjadi pada saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) ambles 3,46%, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang terpeleset 3,39%, dan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang melemah 3,32%.
Rupiah Ditutup Melemah
Rupiah pada perdagangan hari ini melanjutkan trennya di zona pelemahan, hingga menyeret IHSG ke zona merah. Sentimen pasar global yang kurang menguntungkan pasar negara berkembang, jadi sebab.
Mengacu data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,26% di pasar spot pada level Rp16.700/US$. Terlebih lagi pada pembukaan perdagangan pagi tadi, rupiah amat melemah mencapai Rp16.733/US$.
Kinerja rupiah yang melaju di tren negatif, terjadi ketika dolar AS menguat tajam hingga tembus level 100,008, usai melejit 0,13% point–to–point. Mendorong penguatan hari ke–lima.
Jika nilai rupiah terus melanjutkan pelemahan pada perdagangan pasar spot, rupiah pun mendekati posisi terlemah sepanjang masa (All Time Low/ATL). Jarak ke rekor tersebut hanya tinggal 170 poin, dari level Rp16.870/US$ yang terjadi pada 24 April 2025.
Penguatan dolar AS menunjukkan investor yang sedang memasang mode bermain aman. Aset–aset berisiko pun ditinggalkan, termasuk saham.
Dolar AS mendapat angin segar terefek belum jelasnya arah kebijakan moneter di Negeri Adikuasa. Setelah suku bunga acuan turun dalam rapat Oktober, pemangkasan lebih lanjut pada Desember masih belum pasti.
“Penurunan suku bunga acuan lebih lanjut pada Desember belum jadi keputusan. Jauh dari itu,” tegas Gubernur Jerome Powell dalam Konferensi Pers usai rapat FOMC pekan lalu, sebagaimana dilaporkan Bloomberg News.
“Arah kebijakan The Fed sepertinya keruh,” papar Ulrike Hoffmann–Buchardi dari UBS Global Wealth Management, mengutip Bloomberg.
Dalam situasi seperti ini, investor cenderung bermain aman sembari mengatur ulang posisi portofolio mereka. Aset–aset berisiko, terutama di negara berkembang, belum jadi pilihan utama. Akibatnya, rupiah dan IHSG turut mengalami pelemahan.
(fad)



























