Saham–saham teknologi, saham barang baku, dan saham konsumen non primer menjadi pemberat IHSG dengan masing–masing melemah mencapai 2,43%, 1,31%, dan 1,13%.
Melemahnya IHSG merupakan efek secara langsung dari tertekannya sejumlah saham big caps, terutama jelang penutupan perdagangan hari ini.
Berikut diantaranya berdasarkan data Bloomberg, Jumat (24/10/2025).
- Telkom Indonesia (TLKM) mengurangi 7,66 poin
- Barito Pacific (BRPT) mengurangi 5,96 poin
- DCI Indonesia (DCII) mengurangi 5,27 poin
- Bumi Resources Minerals (BRMS) mengurangi 4,87 poin
- Bank Central Asia (BBCA) mengurangi 4,69 poin
- Elang Mahkota Teknologi (EMTK) mengurangi 4,04 poin
- Amman Mineral Internasional (AMMN) mengurangi 3,98 poin
- GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) mengurangi 2,05 poin
- Pradiksi Gunatama (PGUN) mengurangi 1,56 poin
- Energi Mega Persada (ENRG) mengurangi 1,48 poin
Adapun saham–saham LQ45 lainnya juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) drop 4,48%, saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) terpeleset 4,04%, dan saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) juga melemah dengan kehilangan 3,85%.
Disusul oleh pelemahan saham infrastruktur, yaitu saham PT Indosat Tbk (ISAT) yang turun 3,05%, saham PT Pertamina Gas NegaraTbk (PGAS) melemah 2,54%, dan saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Corp Tbk (INKP) yang mencetak pelemahan 2,28%.
Analis Phintraco Sekuritas menyebut, investor tengah menantikan FOMC meeting dan pertemuan AS–China pada pekan depan.
Investor juga berharap akan terealisasi pertemuan antara Presiden Trump dan Presiden Xi sehingga dapat mencairkan ketegangan hubungan dagang antara kedua negara tersebut.
Sebelumnya, Menteri Keuangan AS akan bertemu dengan utusan delegasi PM China pada Sabtu (25/10/2025) dan Minggu (26/10/2025) di Malaysia.
“Pada pekan depan, fokus perhatian pasar akan tertuju pada pertemuan The Fed, di mana menurut konsensus The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 4%,” papar Phintraco, Jumat.
Secara teknikal, IHSG membentuk candlestick shooting star yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan. Sementara Stochastic RSI berpotensi membentuk death cross di pivot area.
“Sehingga kami memperkirakan IHSG berpotensi uji level 8.250 – 8.200 pada pekan depan.”
(fad)





























