Mengutip Bloomberg, sejumlah analis mengestimasikan data tersebut akan menunjukkan tanda–tanda pelemahan lebih lanjut, yang dapat mendukung langkah pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Pasar saat ini bersikap cenderung fokus pada prospek penurunan bunga acuan Federal Reserve menyusul laporan Beige Book terbaru menggambarkan kondisi ekonomi AS yang beragam. Konsumen berpenghasilan tinggi masih menjadi penopang utama pertumbuhan, sementara rumah tangga berpendapatan menengah dan rendah cenderung mencari diskon dan promosi, serta menolak kenaikan harga.
“Laporan Beige Book terbaru memperlihatkan aktivitas ekonomi AS relatif tidak berubah dibandingkan edisi September. Tiga distrik melaporkan pertumbuhan yang sedikit hingga moderat, lima distrik tidak menunjukkan perubahan, sementara empat distrik mencatat sedikit pelemahan,” papar Eliza Winger, Ekonom Bloomberg Intelligence.
Sentimen positif juga terlihat di pasar keuangan, di mana kenaikan terbaru telah mendorong imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor dua tahun turun ke level terendah tahun ini, nyaris mendekati 3,5%.
Melihat keseimbangan risiko saat ini, “memang sebaiknya investor memiliki kecenderungan untuk mempertahankan posisi sedikit lebih panjang (slightly long),” terang seorang manajer portofolio di Vanguard, seperti yang dilaporkan Bloomberg News.
Analisis Teknikal Rupiah
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan tren penguatan, mencermati sejumlah sentimen positif, dengan target menguat menuju level Rp16.540/US$ yang menjadi resistance pertama. Sedangkan target penguatan kedua akan melaju ke Rp16.500/US$.
Apabila kembali break kedua resistance tersebut dengan optimis, rupiah berpotensi menguat lanjutan dengan menuju level Rp16.480/US$ hingga Rp16.400/US$ sebagai resistance paling potensial di MA-50.
Jika rupiah mengalami pelemahan hari ini, support menarik dicermati ada pada level di kisaran Rp16.600-16.660/US$. Support terkuat adalah Rp16.700/US$.
(fad/aji)




























