Dia menerangkan teknologi pengolahan limbah tambang itu bakal membawa dampak signifikan pada perseroan.
“Kalau kita bisa lakukan, kita ketemu teknologinya, baik di Indonesia maupun di luar, itu total mining dan zero waste. Jadi benar-benar indah. Tidak ada lagi limbah sisa hasil tambang," tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan pengolahan limbah itu juga berpotensi menghasilkan nilai ekstraksi atau extraction value bagi Indonesia.
Namun, dia mengatakan tantangan terbesar saat ini adalah ketersediaan teknologi yang masih terbatas.
"Cuma memang teknologi sangat terbatas saat ini. Masih tahap awal kan, satu dunia ini masih tahap awal. Makanya kita lagi dalam proses menjajaki mitra tadi," katanya.
Dalam rencana jangka panjang perusahaan, pemetaan potensi pengolahan limbah bauksit ditargetkan berjalan sekitar dua tahun.
Sementara itu, realisasi kerja sama dan implementasi diperkirakan dapat berlangsung hingga jangka panjang, dengan harapan dapat terwujud paling lambat pada tahun 2029.
(fik/naw)
