Logo Bloomberg Technoz

IHSG Diproyeksi Menguat Terbatas, Rawan Aksi Profit Taking

Recha Tiara Dermawan
29 September 2025 08:45

Pekerja di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/9/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/9/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak menguat terbatas pada perdagangan Senin (29/9/2025) setelah pekan lalu ditutup naik 58,67 poin atau 0,73% ke level 8.099,33. Level ini sekaligus mengangkat kinerja IHSG dalam sepekan ke zona positif dengan kenaikan 0,21%.

Riset Kiwoom Sekuritas mencatat IHSG masih berada dalam tren naik dengan dukungan Moving Average (MA) 10 harian. Support terdekat berada di level 8.040, sementara resistance jangka pendek berada pada level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) 8.150–8.170.

“Kenaikan masih berpotensi berlanjut, namun investor dan trader disarankan memantau ketat resistance tersebut sebelum melakukan aksi average up,” tulis Kiwoom dalam laporannya.


Sementara itu, faktor eksternal masih menjadi perhatian. Wall Street melemah sepanjang pekan lalu meski ditutup menguat pada Jumat (26/9), dipicu ketidakpastian kebijakan The Fed serta gelombang tarif baru yang diumumkan Presiden AS Donald Trump, termasuk bea masuk 100% untuk produk farmasi bermerek. Sentimen global ini menekan bursa Asia dan Eropa, serta menambah volatilitas di pasar keuangan.

Di dalam negeri, rupiah ditutup melemah 0,44% ke Rp16.750 per dolar AS, level terendah sejak April 2025. Tekanan terhadap mata uang domestik itu turut mendorong kenaikan yield Surat Utang Negara (SUN) dan mencatat arus keluar asing hingga Rp35,38 triliun sepanjang September.