Logo Bloomberg Technoz

Sentimen selanjutnya adalah lolosnya Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk menangguhkan plafon utang (debt ceiling) senilai US$31,4 triliun pada 3 Mei 2023 di AS yang membebaskan negara itu dari bencana gagal bayar.

Kesepakatan terbaru soal plafon utang ini akan berlaku sampai dengan Januari 2025 mendatang. Kementerian Keuangan AS akan menerbitkan obligasi negara (treasury bills) yang nilainya diperkirakan akan mencapai US$1 triliun pada akhir kuartal III-2023, yang secara bertahap terbit mulai bulan Juni ini.

“Dalam jangka pendek, aset kripto dapat menghadapi tekanan sisi jual karena kontraksi moneter akibat peningkatan penerbitan obligasi. Namun, prospek jangka panjang bullish karena pasar akan mengalami pengeluaran tak terbatas dari belanja pemerintah AS,” ujar Panji Yudha.

Untuk pekan ini, Panji Yudha menilai Bitcoin dalam jangka pendek diprediksi akan menguji level support US$25.000 dan untuk area resistance terdekat berada di US$25.880.

Pergerakan Harga Bitcoin Secara Year to Date (Bloomberg)

Sementara untuk Ethereum (ETH) dalam jangka pendek berpotensi menguji level resistance terdekat di US$1900 jika mampu bertahan di atas US$1.780.

Sentimen positif aset kripto selanjutnya juga datang dari Pemerintah AS yang ditengarai membatalkan rencana pungutan pajak listrik hingga 30% untuk penambang Bitcoin.

Di belahan negara lain, Hong Kong juga telah resmi membuka perdagangan aset kripto kepada investor retail sejak 1 Juni 2023 kemarin. Kebijakan regulator Hong Kong tersebut mendorong Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok yang perlahan membuka pengembangan ekosistem teknologi blockchain dan Web3, dengan menerbitkan white paper berjudul Internet 3.0 yang dikeluarkan oleh Komisi Sains dan Teknologi Kota Beijing.

“Industri aset kripto terus menunjukkan potensi pertumbuhan jangka panjang dengan semakin luasnya penerimaan aset kripto di sejumlah negara. Namun investor harus tetap mencermati berbagai sentimen terbaru yang dapat mempengaruhi harga aset kripto,” kata Panji Yudha.

Walau adanya berbagai sentimen positif di pasar, Panji Yudha menghimbau investor aset kripto tetap mencermati data inflasi dan kebijakan lanjutan suku bunga acuan The Fed yang akan rilis dalam pertemuan FOMC 13-14 Juni 2023.

Adapun The Fed berpotensi menahan kenaikan suku bunga acuan, yang dapat memberikan dampak positif bagi harga Bitcoin.

Data CME FedWatch Tool yang dirilis Senin (5/6/2023) memproyeksikan probabilitas suku bunga akan tetap di 5,00% - 5,25% mencapai angka 78,2%. Sisanya, 21,8% probabilitas menyatakan suku bunga akan naik 25 bps menjadi 5,25% - 5,50% pada FOMC Juni 2023.

(fad/ggq)

No more pages