"Maka kita proses kembali untuk membuka kesempatan kepada mereka lagi, karena masih ribuan guru-guru ya, belum penempatan. Terutama mereka yang sudah proses mengikuti pendidikan proses guru-guru,"jelasnya.
"Jadi insyaallah sekali lagi untuk sekolah rakyat kita terus berproses, kita terus perbaiki keturangan-keturangannya ya.”
Kabar ratusan guru yang mundur juga beriringan soal beberapa siswa dari Sekolah Rakyat di Temanggung yang memilih kembali ke rumah.
Gus Ipul menegaskan bahwa proses penerimaan siswa dilakukan secara terbuka dan melibatkan persetujuan orang tua.
“Semua anak yang sekolah di Sekolah Rakyat sudah melalui dialog. Setelah orang tuanya menyetujui, barulah diteruskan ke bupati untuk diusulkan menjadi siswa Sekolah Rakyat. Jadi tidak ada yang dipaksa,” kata Gus Ipul dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
“Kalau anaknya tidak kerasan dan orang tuanya sepakat untuk tidak melanjutkan, tentu kami tidak bisa memaksa,” ujarnya.
Menurut Gus Ipul, dari lima siswa yang sempat meninggalkan asrama di Sekolah Rakyat Temanggung, dua di antaranya telah kembali, sementara tiga lainnya masih beradaptasi dan tetap dalam komunikasi dengan pihak sekolah dan orang tua.
“Di belakang mereka (siswa yang pulang) masih banyak yang mengantri calon siswa lain untuk masuk. Maka itu, kami akan prioritaskan mereka yang siap menggantikan,” tegas Gus Ipul.
Di sekolah rakyat, semua fasilitas diberikan kepada para siswa. Selain mendapatkan tempat tidur sendiri, mereka juga mendapatkan almari sendiri untuk penyimpanan barang.
(dec/roy)































