Airlangga mengatakan, para paruh kedua tahun ini, pemerintah bakal mendorong percepatan realisasi belanja kementerian dan lembaga, khususnya yang memiliki alokasi anggaran besar.
Pemerintah juga akan menekankan pentingnya peningkatan kualitas data serta aksesibilitas informasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI) melalui sinergi dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
Ada juga percepatan implementasi Kredit Investasi Padat Karya, peningkatan target Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hingga implementasi Kredit Program Perumahan, dan penyerapan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
"Kemudian, pemerintah juga melakukan penguatan di sisi konsumsi rumah tangga yang dilakukan melalui optimalisasi program padat karya tunai," tutur Airlangga.
Di sektor pariwisata, Pemerintah juga menyiapkan skema stimulus yang komprehensif guna menghadapi masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025-2026.
Stimulus tersebut mencakup penyediaan event nasional dan bundling paket wisata, pemberian insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN-DTP) untuk tiket pesawat, serta diskon tarif pada moda transportasi darat dan laut seperti kereta api, kapal laut, penyebrangan, dan jalan tol.
“Pemerintah akan mendorong ada event baru lagi untuk diskon. Nah kalau ke depan, ya kita persiapkan lagi untuk Nataru di akhir tahun,” imbuh Menko Airlangga.
Sebelumnya, pemerintah sejak awal tahun juga telah memberikan sejumlah paket insentif diskon pembelian tiket pesawat, kereta api, diskon tarif tol, hingga kapal mencapai 20%.
Insentif juga dilanjut pada periode libur Lebaran April lalu, hingga periode libur panjang sekolah yang berakhir 14 Juli lalu.
(lav)































