Logo Bloomberg Technoz

Ada 2 Bukti Baru Ekonomi RI Bakal Lesu

Hidayat Setiaji
05 June 2023 13:40

Pembeli melakukan pembayaran digital (QRIS) di Pasar Minggu, Kamis (11/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pembeli melakukan pembayaran digital (QRIS) di Pasar Minggu, Kamis (11/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ada kabar kurang sedap bagi perekonomian Indonesia hari ini. Dua rilis data terbaru menunjukkan bahwa perlambatan ekonomi Tanah Air adalah risiko yang ada dan sangat nyata.

Pada pukul 07:30 WIB, S&P Global merilis data aktivitas manufaktur yang dicerminkan oleh Purchasing Managers’ Index (PMI). Pada Mei 2023, PMI manufaktur Indonesia berada di 50,3. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang 52,7 sekaligus menjadi yang terendah sejak November tahun lalu.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika masih di atas 50, maka artinya masih dalam fase ekspansi, bukan kontraksi.

Sumber: S&P Global

“Penyebab utama perlambatan PMI adalah penurunan permintaan baru (new orders). Volume pekerjaan turun untuk kali pertama sejak Agustus 2021, setelah pada April mencatat rekor tertinggi dalam 7 bulan terakhir,” sebut keterangan tertulis S&P Global.

Permintaan global juga turun, di mana permintaan baru turun selama 12 bulan beruntun. Menurut para panelis, penurunan permintaan global dan domestik dipengaruhi oleh kondisi pasar yang lemah.