Logo Bloomberg Technoz

Sinyal Perlambatan Ekonomi RI Makin Terang, Optimisme BI Kendur

Ruisa Khoiriyah
25 May 2023 19:00

Pedagang melayani pembeli sayur dan cabai keriting merah di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (18/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pedagang melayani pembeli sayur dan cabai keriting merah di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (18/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Berbagai sinyal perlambatan ekonomi telah mengendurkan optimisme Bank Indonesia (BI) terhadap kinerja ekonomi Indonesia tahun ini.

Bank sentral memperkirakan, perekonomian Indonesia tahun ini akan mencatat pertumbuhan di kisaran 4,5%-5,3%, akan tetapi BI tidak lagi menyebut ada “bias ke atas” seperti dalam paparan sebelumnya, menyusul masih lemahnya beberapa sektor penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB).

Secara gamblang, BI menggarisbawahi tengah memantau secara detil perkembangan laju pertumbuhan investasi domestik. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal 1 lalu, laju investasi (PMTB) mencatat penurunan hingga 3,72% meski masih mampu tumbuh 2,11% year-on-year. 

“Investasi masih bagus, tapi kalau kita pecah lagi [detilnya], investasi bangunan [konstruksi] masih rendah. Kami masih pantau apakah akan tetap rendah seperti kuartal 1 atau akan terjadi pembalikan khususnya di investasi bangunan, konstruksi, real estate,” terang Perry dalam konferensi pers usai RDG bulan ini, Kamis (25/5/2023).

Pertumbuhan ekonomi domestik menghadapi tantangan perlambatan (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Dari tujuh komponen penyumbang pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran, hanya satu komponen saja yang mampu tumbuh positif pada kuartal 1 lalu, yaitu konsumsi rumah tangga yang naik 0,25% secara kuartalan dan 4,54% year-on-year. Capaian itu pun masih lebih rendah dibanding masa sebelum pandemi yang rata-rata di atas 5%.