Logo Bloomberg Technoz

Target Pertumbuhan Ekonomi Jokowi Tahun Ini Bisa Gagal

Ruisa Khoiriyah
26 May 2023 13:50

Bawang putih di pedagang pasar. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Bawang putih di pedagang pasar. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Masa kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang tersisa tak sampai dua tahun, menghadapi tantangan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan bakal terperosok tahun ini. Berbagai tanda perlambatan ekonomi semakin sulit diabaikan dan bisa membuat capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini jeblok di bawah 5%.

Pemerintah menargetkan bisa mencetak pertumbuhan ekonomi 5,3% tahun ini. Namun, target itu kemungkinan bisa meleset bila melihat beberapa sinyal perlambatan ekonomi yang semakin mencolok mata. Di tengah berakhirnya rezeki runtuh dari harga komoditas yang cukup menyelamatkan perekonomian di tengah perlambatan global dan inflasi tinggi pasca pandemi mereda, Indonesia sejatinya masih bisa berharap besar pada kinerja konsumsi masyarakat, motor utama pertumbuhan ekonomi.

Akan tetapi, konsumsi masyarakat sejauh ini juga belum memperlihatkan tanda-tanda kebangkitan ke level historis sebelum pukulan pandemi. Di sisi lain, pengetatan moneter yang dijalankan oleh Bank Indonesia (BI) sejak Agustus 2022 lalu terbukti telah membuat kinerja penyaluran kredit perbankan semakin lemas. Kinerja investasi (PMTB) sejauh ini juga mengecewakan terutama untuk ekspansi investasi di sektor konstruksi dan real estate. 

Dengan penegasan BI yang cenderung memilih fokus menjaga stabilitas rupiah melalui keputusan mempertahankan bunga acuan ketimbang menurunkan bunga demi mendorong pertumbuhan ekonomi, akan semakin sulit bagi perekonomian domestik untuk bangkit dan tumbuh di level target pemerintah Jokowi. 

Padahal laju inflasi Indonesia, sebagaimana berulang dinyatakan oleh bank sentral, sejauh ini sudah berhasil turun lebih cepat dan lebih rendah dari perkiraan. Inflasi yang sudah landai dapat memberi ruang bagi BI memangkas bunga acuan. Akan tetapi, kekhawatiran perihal peningkatan tekanan eksternal terhadap rupiah, dalam hal ini arah bunga acuan Amerika Serikat, lebih dominan mendorong BI untuk menahan bunga acuan saat ini. 

Alarm yang menyala semakin banyak

Keterangan Pers Presiden Jokowi Saat Kunjungi Pasar Natar, Lampung Selatan, 5 Mei 2023. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)