Logo Bloomberg Technoz

Artinya apabila berinvestasi pada saham PMUI yang tengah mengalami turbulensi hebat, dana investasi kita hanya tersisa 72%. Ibaratnya, bila kita berinvestasi dana Rp100 juta ketika penjatahan IPO, dana investasi tersebut tengah floating loss mencapai Rp28 Juta, dan apabila merealisasikan–nya, dana investor hanya tersisa Rp72 juta saja.

Kemudian ada juga saham IPO PT Asia Pramulia Tbk (ASPR) yang listing pada papan Pengembangan dengan harga penawaran Rp124/saham, juga sudah drop mencapai 17,74% ke harga ARB–nya mencapai Rp102/saham, hari ini. Dengan kata lain, saham ASPR tersengat tekanan jual hingga ARB.

Hingga siang hari ini, Jumat (11/7/2025), saham ASPR masih bergelut di zona merah di harga Rp118/saham, minus 1% point–to–point. Setelah sempat menyentuh harga terendahnya secara intraday pada harga Rp102/saham dengan diperdagangkan hanya 40.452 kali dengan volume transaksi 754 juta saham dan nilai transaksi yang terjadi Rp85 miliar.

Terlebih lagi, pada Juli 2025, aksi penggalangan dana di pasar modal melalui penawaran umum perdana saham (IPO) sangat-sangat meriah, hingga 8 saham berhasil melantai perdana. Akan tetapi, kemeriahan tersebut justru tersimpan kenyataan pahit, investor yang berinvestasi pada saham IPO bisa saja bangkrut dalam sekejap.

Muhammad Faturrahman, Investment Specialist Mirae Asset Sekuritas Indonesia memaparkan, sebagai investor yang ingin membeli saham IPO untuk teliti dalam membaca prospektus Perusahaan, ibaratnya ‘Jangan membeli kucing dalam karung’.

Kenali dulu Perusahaan yang hendak melepas sahamnya tersebut, lanjut Fatur. Membaca prospektus IPO bersifat wajib dilakukan baik bagi investor yang berniat membeli dan berinvestasi saham tersebut.

Informasi penting yang bisa dicek dalam prospektus IPO di antaranya adalah profil Perusahaan, jumlah saham yang ditawarkan, harga saham, lalu rencana penggunaan dana, hingga siapa underwriternya. Bila penggunaan dana hasil IPO lebih banyak digunakan untuk membayar utang, investor perlu lebih detail lagi mencermati. Sementara bila hasil IPO diarahkan untuk membiayai ekspansi, investor bisa menghitung apakah rencana–rencana yang disiapkan cukup strategis, dan sebagainya.

“Ketika memesan dan membeli saham IPO pada masa seperti saat ini, investor juga harus selalu update berita terkini,” jelas Fatur kepada Bloomberg Technoz, Jumat (11/7/2025).

“Perusahaannya bagus, profit bertumbuh, tapi bisnisnya kurang potensial. Ini juga bisa menjadi perhitungan. Kemudian investor juga jangan FOMO, hanya mengedepankan hype semata, jangan hanya ikut–ikutan,”

Adapun berikut saran dan tips investasi saham dalam analisis saham IPO bagi investor retail.

  1. Analisis fundamental Perusahaan dari prospektus saham IPO
  2. Mencermati Rasio Profitabilitas, Analisis Arus Kas, valuasi Perusahaan Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV), bandingkan secara sektoralnya.
  3. Perhatikan tujuan IPO dan penggunaan dana hasil IPO–nya akan digunakan untuk apa saja.
  4. Cermati masa-masa Book Building, oversubscribe atau undersubscribe, hingga penentuan harga offeringnya.
  5. Perhatikan track record Penjamin Emisi calon emiten.

Selain itu, Fatur juga menambahkan catatan untuk investor, membeli saham IPO bersifat High Risk, pahami risikonya terlebih dahulu.

“Apakah profil risiko investor sudah tepat atau belum,” pungkasnya.

(fad)

No more pages