Meskipun kerusakan yang terjadi tampaknya dapat diatasi, serangan ini menguji kemampuan Chief Executive Officer (CEO) Vanessa Hudson dalam menangani krisis. Sejak mengambil alih jabatannya hampir dua tahun yang lalu, Hudson sebagian besar berfokus pada perbaikan reputasi yang ditinggalkan oleh pendahulunya, Alan Joyce.
Hudson mengatakan, Qantas memberi tahu pelanggan yang terkena dampak bagaimana cara mengakses layanan dukungan yang diperlukan. Ia, dalam pernyataan hari Rabu, menegaskan, Qantas telah menerapkan langkah-langkah keamanan ekstra sejak kejadian tersebut dan terus meninjau apa yang terjadi.
Qantas masuk dalam daftar maskapai penerbangan yang mengalami peretasan dalam beberapa minggu terakhir, termasuk Hawaiian Airlines milik Alaska Air Group Inc. dan WestJet Airlines Ltd. dari Kanada.
Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS) atau FBI telah memperingatkan bahwa kelompok kejahatan siber terkenal Scattered Spider menargetkan maskapai penerbangan dengan menggunakan teknik menyamar sebagai karyawan atau kontraktor untuk meretas sistem IT.
(bbn)


































