Kedua, inflasi yang relatif rendah dan dijaga pada level 1,5%-3,5% atau tidak berubah dari proyeksi tahun ini. Ketiga, imbal hasil dari investasi di Indonesia, termasuk surat berharga negara (SBN), yang dinilai masih cukup menarik.
Perlu diketahui, BI mulai memutuskan untuk intervensi tekanan yang dialami rupiah di pasar NDF offshore pada 7 April 2025, saat nilai tukar Tanah Air mengalami tekanan dalam akibat tarif Presiden Amerika Serikat (AS) yang diumumkan pada 2 April 2025.
Bank Indonesia pada 7 April 2025 melakukan intervensi di pasar offshore NDF secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York untuk stabilisasi nilai tukar rrupiah dari tingginya tekanan global.
Dengan demikian, perkembangan rupiah menjadi terkendali dan menguat menjadi Rp16.855 per dolar AS pada 22 April 2025, dibandingkan dengan level Rp16.865 per dolar AS pada hari pertama pembukaan pasar domestik pascalibur pada 8 April 2025.
(lav)






























